tag:blogger.com,1999:blog-39419312450590968702024-03-14T18:36:30.104+07:00Catatan FathiyahSaat otak dan hati membludak, biarkan jari bergerak, mencipta...Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.comBlogger39125tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-16947242696929680442022-01-26T20:50:00.026+07:002022-01-28T09:12:30.911+07:00Cara Daftar Nikah 2022~<p style="text-align: justify;">Gue merasa perlu nulis ini karena selama proses daftar nikah, gue sangat terbantu dengan video youtube orang-orang yang nyeritain pengalaman mereka. Berhubung ku nggak punya yutub, jadi mari cerita di sini.</p><p style="text-align: justify;">Sebelum ngurus ini itu, yang terpenting adalah banyakin riset! Paling aman sih tanya langsung ke kelurahan yang sesuai KTP tentang alur dan syarat yang diperluin. Tapi baca, nonton, denger cerita dari orang yang pernah ngalamin langsung bikin kita dapet lebih banyak insight terlebih soal printilan-printilan yang nggak dijelasin di ((( pamflet ))). Terima kasih buat orang-orang yang udah berbagi cerita. :')</p><p style="text-align: justify;">Penting: cari info dari orang yang wilayah dan tgl nikahnya nggak beda jauh dari kita supaya peraturannya (relatif) sama.</p><p style="text-align: justify;">Langsung aja ya. Alur dan syarat yang gue tulis di sini berdasarkan pengalaman gue sbg warga DKI, tepatnya Jakarta Pusat. Sbb~ :</p><p style="text-align: justify;">1. Daftar online ke KUA via simkah.kemenag.go.id.</p><p style="text-align: justify;">Salah satu dari catin daftar di situs ini. Pilih KUA tempat akad akan dilangsungkan, isi data diri, calon, dan ortu, lalu upload pas foto 2x3 background biru (yak jadi yang pertama banget harus dilakuin ternyata adalah foto-foto). Sebenarnya selama akadnya di wilayah DKI, sekarang semua memang wajib daftar online di SIMKAH sebelum daftar langsung ke KUA. Nah berhubung di situs ini nggak dimintain syarat apa-apa, jadi gue saranin sebelum urus yang lain, kita daftar online dulu aja buat ngamanin tgl nikah kita. Booking penghulu gitu deh. Kalau udah, print bukti daftar nikahnya untuk nanti dibawa ke KUA (datangnya maksimal 15 hari kerja setelah daftar online.)</p><p style="text-align: justify;">2. Masing-masing catin minta surat pengantar ke RT/RW.</p><p style="text-align: justify;">Surat pengantar itu kurang lebih berisi keterangan kapan dan di mana kita akan menikah. Ditandatangani oleh RT dan RW. Kalau sudah, suratnya difotokopi. Surat yang asli untuk kelurahan. Salinannya untuk puskesmas kecamatan (warga DKI yang mau daftar nikah ke kelurahan wajib punya Sertifikat Layak Kawin yang diterbitkan oleh puskesmas kecamatan).</p><p style="text-align: justify;">3. Tes kesehatan di puskesmas kecamatan.</p><p style="text-align: justify;">Bawa surat pengantar RT/RW dan fotokopi KTP catin (calon pengantin). Di sana dites darah dan catin perempuan divaksin TT (tetanus difteri). Untuk bisa divaksin, nggak boleh ada pengalaman vaksin apapun dalam sebulan terakhir. Prosesnya cepat! Gue datang jam 8, terus jam 10.30 Sertifikat Layak Kawin-nya udah keluar (print sendiri).</p><p style="text-align: justify;">4. Minta surat pengantar ke kelurahan.</p><p style="text-align: justify;">Khusus warga Jakarta Pusat, surat pengantar harus didapat dengan mengajukan permohonan via jakevo.jakarta.go.id. Jadi enakkk nggak perlu dateng ke kelurahan! Yang di luar Jakarta Pusat, bisa ngajuin dengan datang langsung ke kantor kelurahan. Beda dengan daftar KUA online yang cukup dilakuin oleh salah satu catin, di sini keduanya perlu bikin pengajuan masing-masing. Di situs itu kita diminta isi data dan upload scan dokumen asli dalam bentuk PDF atau JPG. Dokumennya:</p><p style="text-align: justify;">- surat pengantar RT/RW (di poin 2)</p><p style="text-align: justify;">- KTP catin</p><p style="text-align: justify;">- KTP ortu catin</p><p style="text-align: justify;">- KK catin</p><p style="text-align: justify;">- Akta kelahiran catin</p><p style="text-align: justify;">- KTP 2 orang saksi akad</p><p style="text-align: justify;">- Surat pernyataan belum pernah menikah (format suratnya download di laman pengajuan ini. Suratnya harus ditandatangani RT/RW. Jadi sebelum minta surat pengantar di poin 2 tadi, bisa download format surat ini dulu supaya bisa sekalian minta tanda tangan RT/RW-nya.)</p><p style="text-align: justify;">Prosesnya cepat! Gue submit berkas jam 07.40, eh jam 2 siang surat pengantar kelurahannya udah terbit. Nggak perlu nunggu berjam-jam di kelurahan atau bolak balik ke kelurahan. Keren! Kalau udah begitu suratnya tinggal kita download dan print untuk dibawa ke KUA.</p><p style="text-align: justify;">5. Ke KUA kecamatan.</p><p style="text-align: justify;">Karena akad nikah gue insya Allah akan dilakukan di luar wilayah kecamatan KTP, maka gue ke KUA kecamatan KTP untuk minta surat numpang nikah untuk dibawa ke KUA kecamatan tempat akad nanti. Berkas yang perlu dibawa:</p><p style="text-align: justify;">- Surat Pengantar Kelurahan yang udah diprint dari JakEvo (poin 4)</p><p style="text-align: justify;">- Bukti Daftar Nikah yang udah diprint dari SIMKAH (poin 1)</p><p style="text-align: justify;">- Fotokopi KTP catin, KTP ortu catin, KK, akta lahir catin, ijazah catin, Sertifikat Layak Kawin (poin 3), KTP saksi saat akad, pas foto background biru 2x3 4 lembar dan 4x6 2 lembar, dan surat pernyataan belum pernah menikah (poin 4).</p><p style="text-align: justify;">Di sini pun prosesnya bener-bener cepat. Petugas nginput data beberapa menit, lalu taraaa surat pengantar untuk KUA tempat akad selesai! Berkas yang tadi kita bawa juga dibalikin lagi buat kita kasih ke KUA tempat akad.</p><p style="text-align: justify;">6. Ke KUA kecamatan tempat akad.</p><p style="text-align: justify;">Ke sini harus bawa surat pengantar dari KUA asal dan semua berkas yang udah disebutin di poin 5. Setelah semua berkas dicek, untuk yang akadnya di luar KUA akan dapat billing untuk transfer biaya sebesar enam ratus ribu rupiah. Biaya ini resmi ya dan disetor tunai langsung ke rek kas negara. Setelah pembayaran lunas, udah. Selesai. Tinggal tukeran nomor hp deh sama penghulunya supaya hari H nanti bisa kontak-kontakan. Lagi-lagi, prosesnya cepat dan nggak pakai ribet.</p><p style="text-align: justify;">Udah. Selesai. :))</p><p style="text-align: justify;">Oh iya, kapan waktu yang tepat buat mulai ngelakuin step-step di atas? Kurang lebih enam minggu sebelum akad. Kenapa? Karena puskesmas biasanya baru mau ngelayanin tes kesehatan calon pengantin minimal sebulan sebelum akad. Nah, dua minggu sebelum ke puskes itu, kita amanin dulu aja tanggal nikahnya dengan daftar KUA via SIMKAH sambil nunggu step selanjutnya kelar lalu bisa langsung ke KUA.</p><p style="text-align: justify;">Jadiii, kesimpulannya, kalau kita udah punya surat pengantar RT/RW, seluruh proses dari awal ke puskesmas sampai terakhir ke KUA cuma perlu waktu 2-3 hari. Ternyata gampang, cuy. Bisa diurus sendiri tanpa keluar biaya (pungli) sepeser pun. Selama ngejalanin prosesnya gue bener-bener happy (dan agak bingung, 'udah nih gini doang?' wk). Semua petugas helpful dan sistem onlinenya user friendly banget. Ya tapi ini di Jakarta Pusat. Semoga hal yang sama juga dirasain catin-catin di wilayah lain.</p><p style="text-align: justify;">Pemberkasan udah beres, jadi bisa tenang deh siapin hal lain. Kalau semua udah kita siapin sebaik mungkin, sisanya tinggal berdoa dan pasrah. Apalagi di masa pandemi kayak sekarang yang hari esok sangat nggak bisa diprediksi ini wk. Fokus aja ngelakuin yang terbaik buat hal-hal yang bisa kita kontrol, yang di luar kontrol kita biar jadi urusan Allah. Bismillah, berusaha, dan jangan pusying-pusying, ges. :)</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhHS70yltJM6JivotDeIrqIFC8EJhlGUTiICwpqqZX4KMv_Xp60xN5gMb_5h_iole5xwoT-ge2fh-Damigeg8xTqwbeBueATiA7gOvEqEbVcfJFYKtbPMWXqyivKlrQGhGLJOpw8p_3nFKwkByg97DrR6D4dSp8Z9hFnclPGFoJu-AFXVJ4uf8qd0Re2A=s1600" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="356" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhHS70yltJM6JivotDeIrqIFC8EJhlGUTiICwpqqZX4KMv_Xp60xN5gMb_5h_iole5xwoT-ge2fh-Damigeg8xTqwbeBueATiA7gOvEqEbVcfJFYKtbPMWXqyivKlrQGhGLJOpw8p_3nFKwkByg97DrR6D4dSp8Z9hFnclPGFoJu-AFXVJ4uf8qd0Re2A=w267-h356" width="267" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">muka hepi semua serba satsetsatset</td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p>Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-21112825405570154112022-01-01T13:48:00.009+07:002022-01-26T21:23:22.030+07:00Dilamar!<p style="text-align: justify;">Rabu, 29 Desember 2021</p><p style="text-align: justify;">Hari ini kamu libur. Semalam sebelumnya kita bertanya-tanya mau pergi ke mana selagi kamu libur.</p><p style="text-align: justify;">"besok ke mana ya?"</p><p style="text-align: justify;">"ke puncak."</p><p style="text-align: justify;">"iya ya? kamu udah lama ya nggak jalan-jalan."</p><p style="text-align: justify;">"iya kan.. kita motoran aja terus makan indomie di warung," aku tiba-tiba antusias karena sepertinya kamu menyambut baik jawaban sekenanya aku tadi.</p><p style="text-align: justify;">Seperti itu. Lalu tiba-tiba kita punya rencana ke puncak.</p><p style="text-align: justify;">Pagi harinya. Pukul 05.00. Hujan.</p><p style="text-align: justify;">"hujan nih, kayaknya nggak usah deh, takut repot di jalan," ujarku.</p><p style="text-align: justify;">Satu jam kemudian,</p><p style="text-align: justify;">"sisa gerimis aja nih, gas aja yuk, bismillah," chatmu aku baca sambil sedikit mengernyitkan dahi. Tumben, pikirku. Meski bingung, tentu aku iyakan dengan semangat.</p><p style="text-align: justify;">Akhirnya kita berangkat ke puncak naik vespa.</p><p style="text-align: justify;">Di perjalanan, kamu menyarankan tempat-tempat yang bisa kita kunjungi di sana.</p><p style="text-align: justify;">"nggak mau, aku cuma mau makan mie di warung sambil liat pohon," jawabku nggak berubah sampai akhirnya kita mulai ribut perkara tempat tujuan karena kamu juga bersikeras nggak mau ke warung.</p><p style="text-align: justify;">Singkat cerita, kita menemukan jalan tengah, yaitu tempat ngopi di daerah puncak yang ternyata punya view yang cocok untuk healing-healing tai kucing: Stuco. Kedai kopi sederhana dengan halaman hijau yang luas dan gunung yang bisa kita lihat dari bangku panjang tempat kita menyesap kopinya. Hanzay.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjYTZFd_2YjVDgZhhplgQy0VT0BmVppzHRFfNt3inkkKMmBpaCSUWjlU0hQNTj4MsMb-826t5i7zYysD3Iurpr69c27nyXnbs9-AvuCdwztlLwPebNOHdaS_tkFm0sSXviQtal1Lm2z1Yp4tSMf1g0KU3OdI7kwMZj3H3igukoi4v_ixsmKrCZ3ajpg9w=s3264" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3264" data-original-width="2448" height="345" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjYTZFd_2YjVDgZhhplgQy0VT0BmVppzHRFfNt3inkkKMmBpaCSUWjlU0hQNTj4MsMb-826t5i7zYysD3Iurpr69c27nyXnbs9-AvuCdwztlLwPebNOHdaS_tkFm0sSXviQtal1Lm2z1Yp4tSMf1g0KU3OdI7kwMZj3H3igukoi4v_ixsmKrCZ3ajpg9w=w258-h345" width="258" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify;">Aku meluruskan kaki di bangku panjang, kamu menaikkan kaki ke atas meja, kita bicara santai menikmati senyum satu sama lain.</span></div><p style="text-align: justify;">Sampai akhirnya,</p><p style="text-align: justify;">"emang kamu mau jadi istri aku?"</p><p style="text-align: justify;">"eh? hahaha"</p><p style="text-align: justify;">"malah ketawa hahaha. Kamu mau jadi istri aku?"</p><p style="text-align: justify;">"hahahaha."</p><p style="text-align: justify;">"yeh, jawab, jangan ketawa aja hahaha. Kamu mau jadi istri aku?"</p><p style="text-align: justify;">"hahahaha apaan sih. Kamu ngelamar aku?"</p><p style="text-align: justify;">"kalau aku ngelamar kamu, gimana? Hahaha aku kasih cincin deh," tiba-tiba kamu mengeluarkan kotak kecil berwarna merah dari dalam tas.</p><p style="text-align: justify;">"hahahahahahaha," tawaku pecah. Kaget, senang, terharu, bingung semuanya cuma keluar lewat tawa. Akhirnya kita hanya saling tertawa selama beberapa detik pertama.</p><p style="text-align: justify;">Kita merencanakan semua hal terkait pernikahan sama-sama. Bahkan cincin yang akan aku pakai di hari pertemuan keluarga beberapa minggu lagi itu pun, kita beli sama-sama. Apalagi aku hapal betul kamu bukan orang yang suka bikin kejutan. Jadi sama sekali tidak terbayang olehku akan ada hari mengejutkan seperti ini.</p><p style="text-align: justify;">Ternyata ini alasan kamu setuju tiba-tiba aku ajak ke puncak.</p><p style="text-align: justify;">Ternyata ini alasan kamu tetap mau berangkat meski habis hujan.</p><p style="text-align: justify;">Ternyata ini alasan kamu ngotot nggak mau kalau cuma ke warung.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjG5scJYJqcPylgdIKnUXgyWqrcl89YFqHyCjgG_xZMX_dyMsCmQyVpgOSlXNXJ4vgBh_2lAzHNPKz1thv5Jo-doV4yldDec-ZDdxbB1JgrX17SMAVdE8E8642s-Bw1mZDsIlI1NGakLT41iruKVwo8JhNaVOIg8UEvFTLgDdVTjG9U-2d0ppxKNAskWg=s3662" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="2746" data-original-width="3662" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjG5scJYJqcPylgdIKnUXgyWqrcl89YFqHyCjgG_xZMX_dyMsCmQyVpgOSlXNXJ4vgBh_2lAzHNPKz1thv5Jo-doV4yldDec-ZDdxbB1JgrX17SMAVdE8E8642s-Bw1mZDsIlI1NGakLT41iruKVwo8JhNaVOIg8UEvFTLgDdVTjG9U-2d0ppxKNAskWg=s320" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">Terima kasih ya sudah bikin aku senyam-senyum sendiri sepanjang perjalanan pulang dari puncak ke rumah. Terima kasih sudah bikin aku tau bagaimana rasanya jadi perempuan yang dilamar langsung oleh laki-lakinya. Meski aku lagi selonjoran, meski kakimu lagi naik ke atas meja, meski semua dialog diucapkan dengan ketawa-ketiwi karena entah kenapa ternyata kita canggung dengan situasi seperti itu, tapi aku suka. Momen itu terasa sangat...kita. :)</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi9Lxf60ETaszj7S6sp9qjoX3HHABxBPxrVpQo9A3iO3CPNkWp9DEjb2g6qVkZS_t5Gs6WS1Qk-jNyS0tR1r2fEMoxDNIKmO85w8J3rF98V58ZbuHcrBEGJ232bBIKdb500R_SxmtqgEAYwUwbiJn8uRSepbThe5_OjmuMJxDo4UtIxVMXzLmOaJnRiYA=s1478" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1478" data-original-width="1108" height="325" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi9Lxf60ETaszj7S6sp9qjoX3HHABxBPxrVpQo9A3iO3CPNkWp9DEjb2g6qVkZS_t5Gs6WS1Qk-jNyS0tR1r2fEMoxDNIKmO85w8J3rF98V58ZbuHcrBEGJ232bBIKdb500R_SxmtqgEAYwUwbiJn8uRSepbThe5_OjmuMJxDo4UtIxVMXzLmOaJnRiYA=w240-h325" width="240" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br /></div><p style="text-align: justify;"></p>Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-61355100047499661542019-08-14T23:00:00.002+07:002022-01-26T21:19:31.317+07:00Kami, Citeureup, dan Negara Ini<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Satu kata buat hari ini? Epic. Saking epicnya, gue sampai tiba-tiba punya minat buat ngeblog panjang lebar lagi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Berawal dari Edo yang </span><b style="font-family: "helvetica neue", arial, helvetica, sans-serif;">semalam </b><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">ngajakin ke curug dan tanpa pikir panjang ku iyakan tentu saja. Dua-duanya impulsif memang. Mau ke curug mana juga gue nggak tau. Pegangan gue cuma dua ucapan Edo ini, "curug yang pernah didatengin sepupuku" dan "dari Pasar Sentul belok kiri." Yang penting dia tau, pikirku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Ternyata kali itu kutida pandai berpikir~</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Pagi ini kami jalan jam enam. Motor baru saja keluar gang rumah, adegan seru sudah dimulai,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">"Abang, nama curugnya apa?"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">"Apa ya? Aku lupa."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">"......Dih, coba tanya sepupumu."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Kacau emang Edo. :)))</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Kemudian dia chat sepupunya. </span><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Di tengah jalan Edo merasa ingat sesuatu, "namanya Curug Citeureup," katanya. Karena sepupu Edo belum juga jawab whatsapp, yasudah kami memutuskan bahwa, ya, benar, curug yang kami tuju itu bernama Curug Citeureup! Cek di map. Ada. Dan nggak terlalu jauh dari Pasar Sentul. Fix, berarti bener Curug Citeureup.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Berbekal Gmap, kami pun menyusuri jalan yang makin lama kok makin aneh yaa. Sampai akhirnya pukul 08.30 kami tiba di titik yang ditunjuk map sebagai Curug Citeureup. Eh loh kok perumahan? Masa curug di dalam perumahan? Ah mungkin ini cuma jalur masuk menuju treknya aja, kami masih berusaha husnuzon. Begitu ada warga lewat, kami bertanya, katanya, "itu Curug Citeureup udah deket banget."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">"Ha? Deket banget?? Beneran di dalem perumahan dong?" muka Edo panik tapi nyengir.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Bener aja. Nggak sampai satu menit jalan kaki, curugnya keliatan. Di samping rumah-rumah. :) Iya sih curug, ada air yang terjun, tapi...hahaha pendek sekaliiii.</span></div><div style="text-align: justify;"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">"Ini bener curug yang sepupumu datengin?" gue bertanya sambil mesem-mesem.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">"Bukan. Beda sama fotonya," Edo mulai sungut tapi masih nyengir. Lalu dia buka instagram sepupunya, dan tentu saja berbeda. Di cek lokasinya, ternyata yang di foto sepupunya itu namanya Curug Hordeng. :)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Curug Hordeng yang berlokasi di Citeureup. :)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Bukan Curug Citeureup. :)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Yaudalah ya hahaha. Akhirnya kami makan bengbeng dan sedikit foto-foto di Curug Citeureup. Berusaha menghibur diri~</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5vZklRv_TjpQRv_Z0tnJfKIoC7xmyWk2-I5M4akGH3O5JBfhvG4iVvpH6a3wdlt1HGHP1BCVMNW5baF_T8UBl-5hxs2SsF5vlU34SIjHnyJFb6gt2c1-OpXGSeQmzSb9VuP3WwEsk53aa/s1600/curug+citeureup.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5vZklRv_TjpQRv_Z0tnJfKIoC7xmyWk2-I5M4akGH3O5JBfhvG4iVvpH6a3wdlt1HGHP1BCVMNW5baF_T8UBl-5hxs2SsF5vlU34SIjHnyJFb6gt2c1-OpXGSeQmzSb9VuP3WwEsk53aa/s320/curug+citeureup.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">beli rumah di perum bumi citeureup yuk, ada curugnya! wk.</td></tr>
</tbody></table><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Setelah itu, berbekal Gmap lagi kami pun menuju Curug Hordeng. </span><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Lumayan jauh, 22 km atau sekitar 1.5 jam. </span><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Pemandangan sepanjang jalan bagus banget! Tapiii....jalannya berbatu, berkelok, dan banyak tanjakan. Yang bikin deg-degan, kami naik vespa hahaha. Edo berkali-kali meyakinkan vespanya kuat. Betul, sejauh itu dan di beberapa perjalanan kami sebelumnya pun gue membuktikan sendiri kalau vespanya tangguh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Sampai akhirnya 200 meter sebelum tempat parkir motor, ada tanjakan dengan batu yang lebih besar-besar dari tanjakan-tanjakan sebelumnya. Vespa Edo gas, naik, dan nggak kuat. Alih-alih mundur, itu motor keangkat dong :') Sumpah gue yang duduk di jok belakang ngeliat sendiri vespa itu ke angkat bagian depannya. Kalau di istilah <i>freestyle</i> itu apa sih namanya, <i>wheelie</i> ya? Nah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Posisi duduk gue merosot ke belakang. Yang ada di pikiran gue saat itu cuma, </span><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">"ya Allah vespa dan Edo jatoh niban gue nih astaghfirullah." Kemudian ku nggak ngeh apa yang selanjutnya terjadi, tiba-tiba kusudah terbaring di jalan dan Edo bersama vespanya alhamdulillahnya (?) jatuh ke kanan. Alhamdulillah kami berdua nggak kenapa-kenapa, tapi vespanya menyedihkan. Cover depan pecah, tepong kanan penyok, bagian belakang patah, dan sempat nggak bisa nyala beberapa saat.</span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3VNSAbICG1qJULrsXBlK0etQ9Noq_bMX0J8DTWmL15wTVrjebZskd86W3OYXOuLfd6li-0FghFQ54WPdMNw5jat_V0JbHx3eKhFzsegE_-xvNw1-lSlOuD7eoSr9U_fSBUPCutSScIRZQ/s1600/vespa+mogok.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1478" data-original-width="1108" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3VNSAbICG1qJULrsXBlK0etQ9Noq_bMX0J8DTWmL15wTVrjebZskd86W3OYXOuLfd6li-0FghFQ54WPdMNw5jat_V0JbHx3eKhFzsegE_-xvNw1-lSlOuD7eoSr9U_fSBUPCutSScIRZQ/s320/vespa+mogok.jpg" width="239" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">abang berusaha tersenyum setelah jatoh dengan vespa yang penyok dan mogok :')</td></tr>
</tbody></table><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Kalau vespa bisa ngomong gue bakal minta maaf karena sudah menyusahkannya seharian ini (sebenarnya ku tetap minta maaf ke dia tadi di perjalanan pulang.) Meskipun ada kejadian itu, toh kamu tetap bertahan sampai akhir. Luar biasa. Aku jadi makin sayang sama kamu, beneran deh, maafin kita ya huhu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFJ4FwD2Vh-kUGMByeZqqnv8X6YzrxBKs4GjzqYiojtk3hZ8khFXB3f4WTrGFXO-fKK5GXksD-ynh4y8VM90YOviz6HMlvLZEH7EXJihu11ZIBDVRoRH-IwLh1-KNOTcOUcq0ZW6fenudA/s1600/vespa+penyok.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1072" data-original-width="1528" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFJ4FwD2Vh-kUGMByeZqqnv8X6YzrxBKs4GjzqYiojtk3hZ8khFXB3f4WTrGFXO-fKK5GXksD-ynh4y8VM90YOviz6HMlvLZEH7EXJihu11ZIBDVRoRH-IwLh1-KNOTcOUcq0ZW6fenudA/s320/vespa+penyok.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">kesayangan.<br /><br /></td></tr>
</tbody></table>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Singkat cerita, vespa diparkir di warung. Kami yang masih speechless karena vespa jungkir balik istirahat bentar sampai bisa ngetawain semua kejadian tadi. Edo ngerasa bersalah banget soalnya, minta maaf dan memastikan kondisi gue berulang kali wkwk. Abis itu kami lanjut jalan kaki ke Curug Hordeng karena trek udah agak susah buat dilalui motor. Jalan kaki dari warung ke Curug Hordeng butuh waktu sekitar 20-40 menit, tergantung stamina masing-masing.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Begitu sampai...whoa, sekeren itu. Pas jalan kaki juga pemandangannya bagus banget, lalu lihat curugnya, makin-makin. Girang aku langsung! Main air, bengong, ngobrol, bengong, foto-foto, bengong, ngopi, bengong, makan, bengong. Laf!</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieCPsEwkuWltebGwgisyOpqPFhos5UWaloGeBAYnbJ4427-Lwj_F5_EIzWzTrxLAUGayg5xMtlHhfFeB5_MTJx6Bw8jhRIriCuqnwE-qnvSIOb1oXTycICnAU0DwUSI1vJPHnZOMOShrAQ/s1600/trek+curug+hordeng.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1478" data-original-width="1108" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieCPsEwkuWltebGwgisyOpqPFhos5UWaloGeBAYnbJ4427-Lwj_F5_EIzWzTrxLAUGayg5xMtlHhfFeB5_MTJx6Bw8jhRIriCuqnwE-qnvSIOb1oXTycICnAU0DwUSI1vJPHnZOMOShrAQ/s320/trek+curug+hordeng.jpg" width="239" /></a></div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNHRD9RQaUY_aFu8Pya_J06OVvIUnk0pboWGVuefRwkRgCPLt3PyYJVJ5Y74-ifuLbfMg3xsKPj4DwJXY44bEOdejIJcXtncpXs4GOszISnP2C9J62q0USxNaE_KIl8qxqstC7GhomVzHa/s1600/S_10394431560133.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="648" data-original-width="1152" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNHRD9RQaUY_aFu8Pya_J06OVvIUnk0pboWGVuefRwkRgCPLt3PyYJVJ5Y74-ifuLbfMg3xsKPj4DwJXY44bEOdejIJcXtncpXs4GOszISnP2C9J62q0USxNaE_KIl8qxqstC7GhomVzHa/s320/S_10394431560133.jpg" width="320" /></a></div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Setelah puas bengong dan ngobrol, sekitar jam tiga sore kami memutuskan turun, lewat jalan lain supaya bisa lihat curug satu lagi yang kulupa namanya apa. Bagus juga, tapi kurang asik buat duduk-bengong-santai. Sesampainya di warung kami langsung tancap gas ke Jakarta tentunya masih bersama si kece vespanya Edo (vespamu loh Bang yang kece, bukan kamu.)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Berikut rekap perjalanan hari ini~:</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">pergi ke curug yang nggak tau namanya apa, sampai di curug yang rasanya tida seperti curug, nyasar lima jam sebelum sampai ke curug yang sebenarnya, vespa jungkir balik, trek seru dan indah, curug bagus, air jernih dan segar, banyak spot buat duduk-duduk santai, ada kamar mandi, dan mushola lengkap dengan alat sholatnya! Plus, hari ini di Curug Hordeng sepi banget. Cuma ada kami dan lima warga sana. Gimana ku tidak jatuh cinta cobak. Rasanya kayak curug tapi di rumah sendiri ehe.</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAeBmsGZXkf4HC02KO13NYT3oyIP1hHB_QivL-ld4nrYUgHYLlXl-RIFsQEmzENvTxmkDifsuvE_SVWxcxHRYSar3wkI3S1KTrv-5z0wBlzLmbVjkVDYYi2OCa9pnGeTxSNtW8RlxaKBm0/s1600/piknik.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="648" data-original-width="1152" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAeBmsGZXkf4HC02KO13NYT3oyIP1hHB_QivL-ld4nrYUgHYLlXl-RIFsQEmzENvTxmkDifsuvE_SVWxcxHRYSar3wkI3S1KTrv-5z0wBlzLmbVjkVDYYi2OCa9pnGeTxSNtW8RlxaKBm0/s320/piknik.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">piknik!<br /><br /></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_aZ_ybtsMpAv5KXTD3orYG7PVcwYE9FgEYLNKAHXXL9PB0N6mQMVoRRBHGKmNnJgzBlMtuwUVUoA8hM0WjXIdVhAqP1DKbHt4dj85UwhpeS-753EwIeMr0Bal29a42kVpJetz5bvSdRkg/s1600/bang+dani+dkk.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1478" data-original-width="1108" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_aZ_ybtsMpAv5KXTD3orYG7PVcwYE9FgEYLNKAHXXL9PB0N6mQMVoRRBHGKmNnJgzBlMtuwUVUoA8hM0WjXIdVhAqP1DKbHt4dj85UwhpeS-753EwIeMr0Bal29a42kVpJetz5bvSdRkg/s320/bang+dani+dkk.jpg" width="239" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ngobrol dan ngopi bareng bang dani dkk, warga sana.</td></tr>
</tbody></table><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Udah. Alhamdulillah. Ku bahagia. :)</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Terima kasih Abang yang impulsif sepertiku dan masi bisa cengengesan bersama meski hal-hal "seru" terjadi jadi kita tetep bisa ngerasain seru yang beneran. Btw, akhirnya ya kita piknik di curug setelah maret lalu ke Curug Cibereum cuma berakhir neduh di dekat kamar mandi karena hujan deras. :))</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Terima kasih Curug Citeureup, Perumahan Bumi Citeureup Asri, dan curug-curug di daerah Citeureup terutama Curug Hordeng yang menyadarkan kami bahwa Curug di Citeureup belum tentu Curug Citeureup.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Terakhir, ku berterima kasih kepada negara ini. Berkat negara ini kami bisa melihat tempat-tempat indah di sekitar ibu kota. Aku sayang negara ini, tapi sebagai seorang abdi negara yang baik, Edo yang tentu saja akan dengan segera membalas jasa-jasamu (buat yang ngerti aja hahahaha)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Btw, ini perjalan ketigaku bareng Edo. </span><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Semoga masih ada perjalanan-perjalanan kami berikutnya. Biar ada bahan ngeblog ajesih. Wk. Aamiin.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><span id="goog_1834150970"></span><span id="goog_1834150971"></span><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha5vNBtq1ZLAtRHxRSvA5E8o0wy6NAhIy_-YE9KkuuhZGc_z15_lT366iJhN1jQJYQUrkOdIO9zMEbeV4TDryXqGoVl4nV4qcrKuOoz2OEkQTEmqX5k0R6xvF1247aBGOqDpZUpbCn9JjF/s1600/S_10394432512821.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1498" data-original-width="1094" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha5vNBtq1ZLAtRHxRSvA5E8o0wy6NAhIy_-YE9KkuuhZGc_z15_lT366iJhN1jQJYQUrkOdIO9zMEbeV4TDryXqGoVl4nV4qcrKuOoz2OEkQTEmqX5k0R6xvF1247aBGOqDpZUpbCn9JjF/s320/S_10394432512821.jpg" width="233" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12.8px;">making memories with you is my favorite thing to do. :)</span></td></tr>
</tbody></table>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span></div>
</div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-86546316794852579492019-04-25T09:55:00.000+07:002019-04-25T09:55:16.186+07:00Tidak Akan Pernah Jadi Biasa<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kita pernah jatuh cinta</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kita pernah percaya</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kita pernah terluka</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kita kini jatuh cinta</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kita kini percaya</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kita pasti akan tetap terluka</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Bukan ketiadaan luka yang jadi pembeda, sayang</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi cinta dan percaya yang tidak akan pernah jadi biasa saja.</span>Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-69487305907380963262019-04-24T16:04:00.002+07:002019-04-24T16:04:37.753+07:00Amin yang Tak Pernah Kauucap<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Amin yang tak pernah kauucap</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Ialah kata yang paling setia menunggu</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada lidahmu sebagai bayang yang tak pernah singkap</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Tertimbun kata lain sebab kau tidaklah gagu</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Amin yang tak pernah kauucap</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Ialah suara paling hening</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Menerbangkan luka lewat air laut yang menguap</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Tak kan kau sadari sampai laut mengering</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Amin yang tak pernah kauucap</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Ialah lafal harap yang tak berani berharap</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Menahan luka lewat air mata yang dibiarkan mengambang</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Segan meluncur sebelum doamu berhenti berkembang</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Amin yang tak pernah kauucap</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Ialah aku</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang pernah naif menunggumu siap</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Menutup doamu dengan 'amin'ku</span>Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-32738621626279792992016-07-20T22:32:00.000+07:002016-07-22T11:40:48.379+07:00Ibu (koma) Kota Ini<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ibu, kota ini sibuk membungkus bingkis.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Mata manis, mulut sinis.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Mulut manis, hati amis.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tak pernah jelas ada apa di balik tawa dan tangis.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kau hapal kan, Bu, aku tak mau memakai rok polkadot jika motif bajuku garis-garis.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sekarang, segalanya tak harmonis.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ibu, kota ini hobi memelintir.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Aku terlalu lemah mencerna satir.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Pun tak cukup peka didamprat sindir.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tak ada yang dapat dipahami oleh anakmu yang pandir.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Aku rindu omelanmu yang panjang itu, Bu.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jernih. Amat jernih meski seribut petir.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ketulusan yang kau junjung<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> </span>sekadar kujinjing.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Prasangka baik yang kau gadang<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> </span>kusempilkan di gudang.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Benda-benda itu terlampau usang di kota yang kini asing.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">K</span>alah prestis dibanding pemikiran dan laku 'kritis.'</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Aku hanya ikuti aturan main.</span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jika tak sanggup melawan, menyamarlah menjadi kawan. Aman.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ibu, <span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">kota ini ternyata tak semenyenangkan yang kau bicarakan.</span></span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kejujuran dan ketulusanmu yang kurindukan.</span></span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Percaya dan maaf yang kau tanam tak lagi tumbuh.</span></span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Mungkin hanya sorot lembut matamu dan senyummu yang teduh yang membuat kami luluh.</span></span> </span></span>Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-84938617492720700502015-09-19T16:23:00.000+07:002016-01-03T19:23:12.041+07:00Dear All Family<div style="text-align: justify;">
Pengalaman magang di salah satu panti rehabilitasi narkoba tepat di bulan Ramadhan tahun lalu masih meninggalkan banyak kesan. Tadinya mau cerita soal hal itu di sini, tapi karena berbagai pertimbangan akhirnya mutusin untuk nggak dishare di sini. Biarlah jadi kenangan manis di hati aja. (?)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meski begitu, untuk mengabadikan momen seberharga itu gue ngerasa perlu meninggalkan sedikit jejak tentang mereka, <span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"></span>para famili tercinta ("Famili" adalah sebutan yang mereka gunakan untuk menyebut diri mereka sesama residen <!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">–</span>pecandu narkoba yang lagi direhabilitasi).<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk mengingatkan diri gue tentang mereka, gue cuma bisa bilang</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masa lalu mereka gelap. Masa depan mereka tak ada yang tahu. Yang kutahu, mereka tengah merangkak keluar dari kegelapan. Mencoba meraih cahaya tuk masa depan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita sama dengan mereka, hanya saja...</div>
<div style="text-align: justify;">
Saat cahaya kita mulai redup, ada banyak yang siap membagi cahanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saat cahaya kita hampir padam, kita ingat akan cahaya di atas sana yang tak pernah mati.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saat cahaya kita habis dan gelap benar-benar datang, kita ingin dan mencari terang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Entah pada kondisi yang mana mereka dulu, namun kini mereka mencari terang. Mereka ingin dan butuh cahaya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk kita yang punya dan tahu keberadaan cahaya, jadikan cahaya itu sebaik-baiknya cahaya. Cahaya yang bukan hanya membuat diri kita terlihat, melainkan juga membuat kita bisa melihat segala yang ada di depan mata. Termasuk keberadaan orang seperti mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dear all family, tetaplah berjuang. :)</div>
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
"Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah, Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. An-Nisa: 100)</div>
</blockquote>
</blockquote>
</blockquote>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-65978258930563610412015-07-30T02:33:00.000+07:002015-12-25T13:49:41.523+07:00Ujian atau Azab?<div style="text-align: justify;">
Jangan bersedih. Tuhan sedang mengujimu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kau akan naik kelas jika kau berhasil dalam ujian ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya, kau rasakan sendiri akibatnya! Azab Tuhan nyata.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kini Dia tunjukkan kemarahan-Nya padamu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini tanda sayang atau balasan dosa?</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak satu pun kebaikan ada dalam ribuan dosaku.<br />
Sebaliknya, ribuan dosa serta dalam kebaikanku yang satu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Racun dan penawar hati tak jarang saru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak sempurna dalam menghitung nikmat-Mu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang kuminta tapi tak Kau beri kadang terlihat lebih dari yang Kau beri tanpa pernah kuminta.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak sempurna dalam merayu-Mu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Merasa sering menjura, padahal hati lebih sering mendua.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak sempurna dalam memohon ampun.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tangisku kala mengingat dosa tak lebih keras dari tawaku akibat dunia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini tanda sayang atau balasan dosa? Aku tak punya jawaban tepat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang aku punya hanya keyakinan bahwa Kau Maha Penyayang dan Maha Pemaaf.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-87583402252129253152015-07-28T14:46:00.000+07:002016-01-03T21:33:54.854+07:00Ditinggal Kelas Pertama<div style="text-align: justify;">
Pagi tadi, pertama kali ke sekolah lagi setelah liburan akhir tahun ajaran. Setelah sampai depan pintu sekolah, gue kembali deg-degan. Rasanya sama kayak enam bulan lalu waktu mau memperkenalkan diri di depan anak-anak hehe. Bedanya, pagi tadi deg-degan gue lebih ke nggak sabar ngeliat kembali ekspresi menggemaskan para bocah, terutama anak kelas B yang selalu semangat nyambut kedatangan gue di depan pintu. Iya, sepanjang semester lalu mereka emang sering dateng lebih pagi dari gue.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jelang masuk pintu sekolah, gue udah siap denger suara tinggi Malvino, "Kak Patiyaaah!" sambil lari ke arahku. Teriakannya seolah jadi komando bagi anak-anak lain untuk ikut lari menghampiri gue.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di kepala gue udah kebayang sosok Al ngibrit buru-buru rapiin mainan, sebelum ikutan nyerbu ke arah gue. Antrean yang tadinya rapi, mendadak kisruh karena Al ngedorong teman-temannya dari belakang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau liat hal itu, sebelum gue sempat buka mulut, Deswita bakal udah lebih dulu ngomel, "Al kamu mah, ngantri dong! Sakit tau didorong-dorong."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di saat anak lain sibuk dorong-dorongan, Zema cuma colek-colekan dari belakang sambil ngelirik-lirik gue. Dia anaknya emang kalem, tapi suka mau ikutan heboh kayak anak-anak lain meski jadinya keliatan kikuk. :')</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gavin juga cuma colek-colek dari belakang. Bedanya, di saat yang lain udah pada berhenti dorong-dorongan, dia justru suka mancing keributan lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah kerumunan bubar, Mirza baru mendekat, nyalim, lalu laporan, "Kak, masa tadi si itu lalala, si anu lilili." Anak lain pasti kepancing untuk laporan juga. Heboh lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Biasanya, semua baru diam setelah dengar salam Mihdan yang datangnya selalu paling akhir. Tapi diamnya bentar doang, Mirza selalu punya banyak kisah untuk disetor tiap pagi haha. "Kak, aku udah daftar SD dong..Yes yes sebentar lagi masuk SD." Yak, heboh lagi. Begitu terus setiap hari.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEierFnFdVzXgA-Lv9mh9womuQstQ3QrMQALhHlm-gZoDp5-PjeaBJ421ZFGIX2lfuPMfg3De5ZLLQbgd4_85refdkjBjGvOwm5fSq5SOn0sT3AetkamiJQricAANnY2dxO0jMX0VWDH7aQq/s1600/PSX_20150728_100552%255B1%255D.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="291" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEierFnFdVzXgA-Lv9mh9womuQstQ3QrMQALhHlm-gZoDp5-PjeaBJ421ZFGIX2lfuPMfg3De5ZLLQbgd4_85refdkjBjGvOwm5fSq5SOn0sT3AetkamiJQricAANnY2dxO0jMX0VWDH7aQq/s320/PSX_20150728_100552%255B1%255D.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kanan-kiri: Gavin, Malvino, Mirza, Zema, Al, Deswita, dan anak kelas A angkatan 2014-2015.</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Tapi pagi ini berbeda. Saat gue buka pintu dan masuk kelas...krik. Nggak ada yang jawab salam. Di kelas cuma ada 2-3 orang yang nggak gue kenal wajahnya. Bengong sampai akhirnya tersadar...ini tahun ajaran baru. Anak-anak kelas B semester lalu ya udah pada SD lah. Ternyata gini rasanya "ditinggal" anak yang bahkan cuma anak murid. Nggak kebayang pas jadi ibu dan "ditinggal" anak beneran nanti kayak apa. #naonFath</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari pertama tadi berjalan agak berat. Anak-anak baru masih belum bisa lepas dari orang tuanya, masih susah dideketin. Tapi, capek seketika lenyap saat jelang pulang sekolah terdengar suara dari depan pintu, "Kaaaak! Sini! Mau nyalim,"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku. Bengong. Tapi. Hati. Plong. Nyeeeess.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
MIRZA! Pakai seragam merah-putih! Senang, nggak nyangka, bangga, terharu. Rasanya seakan-akan dia udah dewasa, gagah aja gitu pakai baju SD hahaha.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyatwbhI9zIXot_ftGVTgj6UN7BFjScJTagOf8At1uFghqEi3QyI5ap1UprgYDYHSLsz1GvhZHV4kraaPd_0d8iR3kWbSyWqRANXS7XDr8xEoAxGEzHBmTSEmUj-rM_9A82yiYH2DaZVL0/s1600/PSX_20150728_101923%255B1%255D.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyatwbhI9zIXot_ftGVTgj6UN7BFjScJTagOf8At1uFghqEi3QyI5ap1UprgYDYHSLsz1GvhZHV4kraaPd_0d8iR3kWbSyWqRANXS7XDr8xEoAxGEzHBmTSEmUj-rM_9A82yiYH2DaZVL0/s320/PSX_20150728_101923%255B1%255D.jpg" width="224" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mirza udah jadi anak SD :")</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti biasa, usai nyalim, dia memborbardir gue dengan cerita-ceritanya. "Aku nggak jadi sekolah di Kwini, aku jadinya sekolah di Kenari. Guru aku namanya Ibu A dan B. Yang Ibu B galak." FYI, SD Kenari itu SD-ku dulu, dan ya Ibu B emang galak. :)))</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitulah Mirza. Dua hari jadi murid SD. Baju putih-merahnya masih bersih. Ceritanya masih menggebu. Senyumnya masih lebar. Sorot matanya masih bersinar. Gerak tubuhnya masih lepas. Dan cita-citanya masih jadi tentara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah waktu bergulir, kuharap hanya seragamnya saja yang lusuh. Cukup warna merah dasinya saja yang memudar. Keceriannya tidak. Cita-citanya hampir pasti akan berubah. Tapi semoga bukan karena semangatnya melapuk dimakan rayap-rayap bangku sekolah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Harapan yang sama untuk Al, Malvino, Zema, Deswita, Mihdan, dan Gavin. Aku kangen kalian. Makasih ya udah ngajarin aku banyak hal. Maaf kalau kehadiranku mungkin menciderai proses tumbuh-kembang kalian. Selamat tumbuh belajar dan berbahagia, Boboiboy-nya aku :D</div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-16180641125415326242015-07-26T23:30:00.000+07:002019-04-24T15:59:04.678+07:00Saat Kau Bilang Tuhan Penipu<div style="text-align: justify;">
Jika kau menghilang, berarti kau sedang riang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku turut senang meski sesekali malamku seolah memanjang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dicari hanya saat otakmu cenut, aku tak merengut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dihubungi hanya saat isakmu pecah, aku tak masalah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ditemui hanya saat wajahmu lusuh, aku tak mengeluh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kata 'hanya' sungguh tak menjadi beban.</div>
<div style="text-align: justify;">
Masalahmu yang kukhawatirkan. Caramu menyikapi masalah yang jadi persoalan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kau mulai mengutuk Tuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Seketika aku merasa gagal menjadi teman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sahabat, perlu kah kita bertukar tempat?</div>
<div style="text-align: justify;">
Siapkah kau menampung curhat?</div>
<div style="text-align: justify;">
Haruskah aku ikut mengeluhkan sisiku yang cacat?</div>
<div style="text-align: justify;">
Biar kau tahu bahwa hidupmu tak sebegitunya sekarat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahagia tak berarti segalanya sempurna. Bahagia soal bagaimana kau melihat hikmah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bersyukur tak hanya saat hidupmu sesuai rencana. Bersyukurlah dengan melihat ke bawah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Temui Tuhan-mu sebelum aku. Agar kau tahu siapa yang sesungguhnya penipu.</div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-50729012673246399172015-03-16T22:02:00.001+07:002016-01-03T21:56:57.594+07:00Kebetulan <div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam hidup sehari-hari, pasti banyak hal yang (seakan-akan) terjadi begitu saja dan tanpa disengaja alias <b>ke</b>-<b>be</b>-<b>tu</b>-<b>lan</b>. Beberapa "kebetulan" mungkin berarti, tapi banyak juga "kebetulan" lain yang nggak ada artinya. Terjadi. Tanpa tindak lanjut. "Kebetulan" yang terjadi tanpa tindak lanjut ini yang biasanya dianggap sebagai "kebetulan" semata. Padahal, nggak ada yang namanya kebetulan. Semua hal terjadi di waktu dan tempat yang udah Allah atur. Cuma kita aja sebagai manusia yang kadang nalarnya nggak sampai buat ngambil kesimpulan dari kejadian tertentu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Gue sering ngalamin "kebetulan" yang pada akhirnya gue sadari bahwa itu bukan kebetulan. Mulai dari kejadian yang simpel kayak: biasanya langsung nyuci baju tapi ini nggak karena lupa, ternyata besok ujan seharian dan besokannya lagi baju itu mendadak harus dipakai. Alhamdulillah lupa nyuci, kalau nggak dan pas mau dipakai masih basah?</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">...sampai "kebetulan" yang besar, yang pada akhirnya bikin kepala geleng-geleng saking takjubnya. Ya seperti itulah.</span><br />
</div>
</div>
<div style="text-align: center;">
"Jika kebetulan terjadi terlalu banyak, seorang ilmuwan akan mencari pola, dan seorang beriman akan mencari Tuhan" -Ayu Utami<br /><div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Fathiyah, baru tau makna "kebetulan" yang terjadi setahun lalu.</span> </div>
</div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-82282975530873838822015-02-20T20:14:00.000+07:002015-02-20T20:38:37.706+07:00Semester (ter)Pendek Sepanjang MasaTanggal : 8 Februari-18 Februari 2015<br />
Pukul : 06.30-22.00 WIB<br />
Ruang : 204 <br />
Mata Kuliah :<br />
- Ilmu Kedokteran<br />
- Ilmu Keperawatan<br />
- Ilmu Komunikasi <br />
- Sosiologi<br />
- Ekonomi<br />
- Manajemen <br />
- Geografi<br />
- Sejarah <br />
- Psikologi<br />
- Bahasa Indonesia<br />
- Bahasa Daerah<br />
- Bahasa Arab<br />
- Fikih<br />
- Akidah Akhlak<br />
- Quran Hadits<br />
- Tata Boga<br />
- Administrasi<br />
- Pemasaran<br />
Kapasitas Peserta : 3++ <br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sepuluh hari terakhir gue menghabiskan waktu di ruang 204. Di sana, gue banyak dapat pelajaran luar biasa yang kadang bikin takjub, senang, bingung, takut, heran, malu atau malah ketampar. Sebut gue norak atau apa pun, tapi gue beneran dapat banyak hikmah 'terjebak' di dalam sana. Nggak perlu uang atau buku. Cukup modal sabar, ikhlas, tanggap, buka mata, buka telinga, buka hati, sama norak sedikit (apresiasi kejadian atau hal positif sekecil apa pun). Udah. Sekarang, kelas favorit gue bukan lagi H104 atau H3, tapi 204. :))</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Inti dari sekian banyak pelajaran yang gue dapat adalah lakukan apa yang
hati kita yakini. Supaya hati kita ngeyakinin sesuatu yang tepat,
banyakin referensi dari sumber-sumber yang tepat dan bisa dipercaya. Sebelumnya, yang paling penting kita harus lebih dulu yakin sama yang
Maha Membolak-balikan Hati agar semua referensi bisa dipahami dan
diterapkan dengan bijak sesuai dengan ketentuan-Nya. Karena memang Allah
yang Maha Mengetahui, Maha Memiliki Ilmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baru sehari nggak ke sana, rasanya aneh. Kangen banget belajar dari
orang-orang dan segala kejadian di kelas itu, tapi gue nggak mau kalau
harus ngulang kelas itu lagi hehe. Cukup sekali, tapi nggak akan gue
lupain (makanya ditulis di sini) dan akan tetap jadi kelas favorit
sepanjang masa.</div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-71415753283665702402015-02-07T11:05:00.001+07:002015-06-08T19:50:17.086+07:00Tuan Menang Banyak (2)<div style="text-align: justify;">
Dua bulan berlalu sejak papan nama bertuliskan namaku bertengger di meja. Sejak itu, kau tak pernah luput menyebut namaku di ujung ucapan terima kasih atau permintaantolongmu. Seperti biasa, aku hanya membalas dengan "Iya, Mas," atau "Sama-sama, Mas". Agar sopan dan karena aku tak tahu harus memanggilmu siapa, Tuan. Hingga sore itu datang. Tepat pukul 15.00. Kau keluar dari ruangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Tolong nomer 37, Mbak Putri." Tuan, tanpa kau sebutkan nomer lokermu, aku tahu di loker mana ransel, jaket, dan helmmu tersimpan. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tuan, hampir lima menit dan kau masih berdiri di depan meja sambil sesekali mengecek ponsel. Apa masih ada barang yang tertinggal di dalam loker, Tuan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Oh, nggak, Mbak. Gue lagi nunggu temen nih, orangnya belum dateng. Eh iya, di sini ada colokan nggak, Mbak? Hehe mau numpang ngecas hape sebentar, Mbak. Hape gue <i>lowbat. </i>Takutnya temen gue nyasar terus nggak bisa ngubungin gue kalau hape mati."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara ponselmu dicas, jari-jariku merapikan tumpukan kartu di atas meja dan jari-jarimu tak henti mengetuk-ketuk meja <span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">–</span>membuat bunyi yang seirama dengan senandungan yang keluar dari mulutmu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>...dengan lembut mentari-Mu. Buka genggaman yang telah menjadi hak mereka</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu, tak ada bunyi dari jari maupun mulutmu. Lirik lagu berganti menjadi lirikan matamu. Ke arahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kamu juga tahu lagu itu?" pertanyaanmu sungguh mengagetkanku, Tuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Itu, barusan kamu ikut nyanyi. Pakai lirik pula, padahal gue cuma ngegumam haha."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa, Tuan? Maksudmu lirik yang tadi aku dengar itu berasal dari mulutku sendiri? Aduh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
"Yaelah, santai aja, Mbak. Lo tahu lagu itu juga? Lagu Sheila on 7 yang itu kan nggak ngetop, wah berarti lo suka Sheila on 7 juga ya? Eh iya, kenalin. Nama gue Dimas," tanganmu terulur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, namamu Dimas, Tuan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kusambut tanganmu sambil menyebutkan nama. Jelas tak perlu, tapi aku bingung Tuan harus menjawab apa selain itu. Tangan dan bibirku masih ingat caranya bergerak saja, aku sudah bersyukur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Hahaha iya, gue udah tahu," kau menunjuk papan namaku sambil tersenyum. "Kayaknya kita seumuran ya, nggak usah panggil 'mas' lah ke gue."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iya, Mas."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Eh?" matamu mendelik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ng...kan 'Mas' untuk 'Dimas'," Duh. Kembali aku mengutuki diri sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Hahaha bisa aja. Jangan-jangan emang dari dulu lo manggil gue 'Mas' karena tahu nama gue Dimas?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa menunggu jawabanku, kau memulai percakapan lagi. Percakapan ringan seputar 'Lihat, Dengar, Rasakan' mengalir begitu saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sudah tahu namamu. Bersamaan dengan itu, kau tahu band idolaku. Tetap kau yang menang banyak, Tuan. Setidaknya, sejak itu aku merasa punya kesempatan untuk menyamakan kedudukan atau bahkan membalikkan keadaan. Masih banyak lagu yang bisa kita diskusikan, Tuan. Betul begitu, Dimas?</div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-39214874149825573572015-02-07T00:35:00.000+07:002015-06-08T19:52:05.312+07:00Tuan Menang Banyak<div style="text-align: justify;">
Jam menunjukkan pukul 09.15, waktu dimana kau biasanya muncul di sini dengan mata berkantung dan berlingkar hitam, seperti saat ini. Mungkin kau tidur larut setiap malam sampai-sampai matamu tak terbuka lebar meski mentari sudah cukup terang bersinar. Aku heran, kalau kau memang masih mengantuk, mengapa kau selalu datang di jam yang sama? Mengapa tidak sesekali kau undur waktumu ke mari untuk sekadar menambah waktu tidurmu barang 30 menit? Tidak ada yang menghukummu kalau kau datang lebih siang dari ini, Tuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wah, lihat! Pagi ini ranselmu berwarna biru. Ransel baru ya, Tuan? Akhirnya kau mengganti ransel hitammu. Bukannya aku bosan dengan ransel hitammu, hanya saja aku gemas melihat lubang yang menganga di bagian bawah kiri ransel itu. Kalau buku catatan kecilmu jatuh di jalan, bagaimana?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuan, aku tak tahu apa isi buku kecilmu itu. Aku hanya tahu setiap ke sini kau selalu membawa buku itu. Sampul buku itu berwarna oranye dengan gambar pohon di sampul depan dan sebuah stiker kecil bergambar...singa memegang tongkat <span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">–</span>begitu persepsiku di sudut bawah sampul belakang. Belakangan baru kutahu bahwa itu adalah lambang tim sepak bola Chelsea setelah aku melihat gambar singa bertongkat seperti itu ada di kaos biru bertuliskan "Chelsea Football Club" yang sering kau kenakan. Maklum, aku buta sepak bola, Tuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuan, tumben pagi ini kau tak memakai jaket? Padahal di luar sedang hujan. Udaranya juga cukup dingin, lho. Biasanya, hujan atau tidak kau memakai jaket, entah jaket jeans atau jaket katun berhoodie. Kalau boleh berpendapat, aku lebih suka melihatmu memakai jaket hoodiemu, Tuan. Jaket berwarna biru dongker dengan sedikit warna merah dan putih di bagian depan itu terlihat pas denganmu. Kalau kau memakai jaket, biasanya kau melepasnya setelah kau melepas ransel.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kau tak pernah membawa ransel ke dalam. Kau hanya membawa laptop, telepon genggam, <i>charger </i>laptop, dan tentu saja buku kecilmu. Dompet cokelatmu juga tak pernah kau bawa. Pun pagi ini. Kau hanya mengambil sejumlah uang dan sebuah kartu dari dompet yang ada di ransel. Bedanya, ransel barumu ini hanya punya satu kantong, Tuan. Tidak ada kantong kecil seperti di ransel hitammu untuk menyimpan dompet. Kau nampak kesusahan menemukan dompet yang terjebak sekantong dengan barang-barang lain di dalam ranselmu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah semua barang-wajib-dibawa-ke-dalam sudah di tangan, kau bergegas ke dalam. Tuan, tunggu sebentar! Kau yakin tak ada yang tertinggal? Kakiku sibuk goyang-goyang. Sama sibuknya dengan otakku yang berpikir apakah aku harus memanggilmu atau membiarkanmu melupakan benda yang satu itu. Otakku belum tuntas menimbang, kau sudah membalikkan badan, berlari ke luar. Tak lama, kau kembali ke mejaku dengan benda itu di tangan kanan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Lupa banget gue ninggal helm di luar. Basah deh haha. Tolong titip ini juga ya...Mbak Putri?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuan, aku tahu ransel yang kau gunakan <span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">–</span>dari ranselmu masih bagus, bolong, sampai kau mengganti ransel baru. Aku tahu dua model jaketmu, juga isi ranselmu. Aku tahu kebiasaanmu menyimpan dompet di ransel, bukan di saku celana. Aku tahu kau mungkin menyukai klub sepak bola Chelsea. Kusimpulkan dari stiker di belakang buku kecilmu dan kaos biru yang cukup sering kau pakai. Aku tahu kau mempunyai helm hitam yang banyak baret di sana-sini. Aku tahu tiga bulan terakhir setiap hari Kamis, Jumat, dan Sabtu kau selalu ke sini. Datang tepat pukul 09.15 dengan mata pandamu, lalu keluar sekitar pukul 12 siang. Kadang kau kembali pada pukul 1 siang dan baru benar-benar pulang pada pukul 3 sore.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tahu beberapa hal tentangmu, tapi <!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">–</span>dari papan nama yang baru dipasang di atas meja seketika kau tahu namaku. Tetap. Kau menang banyak, Tuan.</div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-70989570030929394732015-02-05T00:15:00.004+07:002016-01-03T19:20:33.081+07:00(Maunya) Kado Ultah ke-21 Nanti<div style="text-align: justify;">
Sore tadi seorang sahabat bergurau bahwa untuk
ulang tahun gue tahun ini dia akan membawakan si X (nama disamarkan) sebagai
kado ulang tahun. Awalnya gue cuma ketawa, tapi nggak lama gue jadi sedih (lagi
baper emang hari ini). Gue sedih karena ucapan dia bikin gue jadi keingetan
tiga orang sahabat gue. Ismi, Syarifah, Alfia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ismi, Syarifah, Alfi merupakan sahabat gue sewaktu bersekolah di SD Negeri Pondok Terong 01. Gue kenal mereka dari semester dua kelas 3 sampai
akhir kelas 4 SD. Waktu itu gue anak baru di sekolah itu, tapi mereka dan
anak-anak lain ramah banget nyambut kehadiran gue. Nggak butuh waktu lama buat
gue bisa berbaur, dekat, dan terbuka sama mereka. Padahal, di sekolah
sebelumnya gue agak tertutup dan jarang main sama anak-anak lain meski udah
tiga tahun kenal. Sayangnya, komunikasi kita
putus sejak gue pindah rumah dan pindah sekolah pas kelas 5. Bocah seumuran
kita pada saat itu nggak punya <i>handphone</i>, media sosial juga belum
seheboh sekarang. Ditambah di rumah baru gue nggak ada telepon, jadilah
komunikasi kami putus seputus-putusnya. Sedih? Banget. Kangen? Banget. Sampai
sekarang gue masih suka nyari mereka di dunia maya dengan <i>keyword </i>yang
cuma "Ismi", "Syarifah", dan "Alfi". Nggak usah
ditanya gimana hasilnya. Yang jelas, lupa nama lengkap mereka termasuk dalam 10
hal yang paling gue sesali di dunia ini. *ciye*<br />
<br />
Itu sore. Lalu, malamnya gue ngeliat akun twitter <a href="https://twitter.com/PosCinta" target="_blank">@poscinta</a> yang lagi bikin event #30harimenulissuratcinta. Ternyata, tema surat cinta untuk hari ini lumayan pas sama mereka yang lagi gue pikirin. Jadi, di sini gue mau menulis surat cinta untuk mereka.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg47RyMbTDyTfqkZTe9eA-0Kkvwdu1zfCSIHt6RUs2JbEKd7LZQgfxYb0lbFQ4TMabmwCKTkIQ7b3RiOJXCrqD8q68yMGowSBBOegtfm9Yvjs3aCRL7K-gnvH4oRMuLsjFr0Os-GyJrcA2s/s1600/Pos.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="102" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg47RyMbTDyTfqkZTe9eA-0Kkvwdu1zfCSIHt6RUs2JbEKd7LZQgfxYb0lbFQ4TMabmwCKTkIQ7b3RiOJXCrqD8q68yMGowSBBOegtfm9Yvjs3aCRL7K-gnvH4oRMuLsjFr0Os-GyJrcA2s/s1600/Pos.jpg" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ehem. Hai Ismi, Syarifah, Alfi...<br />
Gimana kabar kalian?
Baru nyapa sekarang karena nggak tau mesti nyapa lewat apaan haha. Kalian masih rebutan ranking 1 nggak setelah aku
pindah sekolah? Saingan berkurang satu tuh hahaha. Jadinya siapa yang ranking
1, 2, dan 3? Kalian masih jadi dokter cilik kan sampai kelas 6? Terus pada jadi
ikut lomba bikin cerpen nggak? Eh bentar, kalian masih pakai 'kita' nggak sih
buat nyebut diri sendiri? Kelakuan anak Citayam! :)) Kangen deh sama
kalian. Kangen belajar bareng, main bareng, berangkat-pulang sekolah
bareng. Kangen main bareng di rumah Ismi terus dimasakkin telur dadar kecap
sama ibunya. Kangen diajarin ngomong Sunda, ngomong ala bocah Depok tepatnya
haha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ismi, Syarifah, Alfi...Kalian inget nggak sih,
pertama kali aku dateng ke sekolah itu, aku bikin kalian bertiga berantem. Aku
lupa sih persisnya gimana, kalau nggak salah waktu itu aku dekat sama salah
satu dari kalian, terus dua orang yang lain ngerasa temannya aku ambil terus
yang satu orang dekat sama aku itu dimusuhin. Deramah khas anak SD. :') Untung nggak lama, dan
setelah itu malah aku bisa dekat sama semuanya, sama kalian bertiga. Ngomong-ngomong, kalian lanjut SMP dimana? SMA? Kuliah?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ismi, Syarifah, Alfi...kalian punya <i>facebook </i>atau
<i>twitter </i>nggak sih? Sumpah, susah banget nyari kalian di dunia maya.
Salah aku juga sih lupa nama lengkap kalian. Cuma nyari "Ismi",
"Syarifah", "Alfi" ya wajar kalau nggak pernah membawa aku
ke kalian. Kalian pernah nyari namaku nggak di internet? Hehe cuma "Fathiyah" juga nggak akan bawa kalian ketemu aku. Paling kalian ketemunya sinetron Fathiyah si tarzan itu. Jadi, kalau kalian baca ini, kalian aja ya yang <i>add
facebook </i>ku; Fathiyah Thia, hahaha.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ismi, Syarifah, Alfi...kalau aku punya kesempatan
untuk ngubungin kalian, aku nggak berharap macam-macam kok. Aku nggak akan
ganggu kalian atau maksa untuk jalin persahabatan kayak dulu lagi.
Kehidupan kita udah jalan masing-masing. Bisa dibilang udah nggak ada lagi
irisannya. Wajar kalau kita ternyata udah nggak bisa seakrab dulu. Jangan kan
sama kalian, hubunganku sama teman-teman lamaku yang lebih baru dari kalian
aja, bisa berubah. Makin jarang ketemu, makin jarang komunikasi, makin bingung
gimana caranya mulai percakapan lebih dulu. Aku suka ngerasa nggak berhak
ngubungin teman lama kalau cuma pengin tahu kabar atau sekadar bilang kangen.
Dulu sih aku sedih banget tiap ada teman lama yang 'berubah'. Tapi makin ke
sini aku makin ngerti dan nerima kalau nggak ada yang salah sama hal itu.
Mereka berubah, aku juga berubah. Rutinitas, aktivitas, kebiasaan, cara pikir,
sudut pandang, sikap, prioritas setiap dari kita berubah. Nggak heran kalau
preferensi dan frekuensi dalam pertemanan juga berubah, dari cocok jadi nggak
cocok, atau sebaliknya. Bahkan ada yang bilang "hidupmu nggak berkembang
kalau pertemananmu nggak berubah". Aku mengamini hal itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ismi, Syarifah, Alfi...tapi berubah bukan berarti
dari kawan jadi lawan, kan? Silaturahmi tetap bisa dijaga meski mungkin nggak
bisa seakrab dan secair dulu. Nggak cocok lagi bukan berarti membuang teman
lama begitu aja. Kalau nanti aku tahu medsos, tempat tinggal, atau nomer <i>handphone
</i>kalian, aku boleh kan nyapa kalian untuk nanya kabar dan bilang kangen?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ismi, Syarifah, Alfi...sebentar lagi aku ulang
tahun lho. Umurku udah mau 21 tahun, kalian juga kan? Waktu itu umur kita masih
sepuluh tahun, sekarang udah pada mau 21 tahun. Kayak apa coba wujud kalian? Oya,
masa ada temanku yang bercanda mau ngedatengin X (seorang temanku yang lain)
sebagai kado di hari ulang tahunku. Tahu nggak, aku nggak butuh X haha. Kalau
beneran temanku itu bisa 'ngasih' manusia sebagai kado, aku mau manusia yang
dia bawa itu kalian. Nggak kebayang gimana senangnya kalau beneran bisa ketemu
kalian lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ismi, Syarifah, Alfi...rasanya nggak mungkin
temanku itu bisa menghadirkan kalian sebagai kado ulang tahunku yang ke-21,
tapi nggak masalah. Kalau emang jodoh, insya Allah kita bisa ketemu lagi entah
kapan dan gimana caranya. Kalau nggak ketemu? Ya berarti masa berlaku kita
berjodoh cuma 1,5 tahun itu. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, cepat atau lambat. Aku
nggak nyesel berpisah dengan kalian. Katanya, perpisahan itu sepaket dengan
pertemuan; mengutuki perpisahan sama dengan menyesali pertemuan. Aku bersyukur
banget pernah ketemu kalian!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Makasih ya udah jadi sahabat-sahabat pertamaku, Ismi, Syarifah, dan Alfi. Makasih udah nyediain satu
tempat di antara kalian buat orang baru kayak aku. Tetap tumbuh cantik di manapun kalian berada. :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Salam kangen dari kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
Fathiyah, anggota ke-4 Geng Flowers.</div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-59283522625211031702015-01-09T23:00:00.000+07:002015-02-24T11:11:06.916+07:00Lelaki yang Kami Banggakan<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia yang saat kecil lebih sering di sawah daripada di bangku sekolah. Membantu orang tua menanam padi atau mengangon kambing.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia yang tak pernah lulus SD karena di usianya yang ke dua belas memilih ikut kakaknya berdagang di ibu kota. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia
yang pandai mengelola uang sejak remaja. Saat remaja, hasil jualan ia tabung
dengan rumus 1/3. Sepertiga untuk hidupnya sehari-hari, sepertiga untuk
orang tuanya, dan sepertiga untuk mewujudkan cita-citanya; pergi haji.
Impiannya itu terwujud sesaat sebelum ia menikah.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia
yang saat muda rajin mengikuti pengajian di masjid-masjid. Sampai suatu
hari ia nekat menghampiri gurunya, seorang ulama yang cukup disegani,
untuk meminta dicarikan calon istri. Saat itu umurnya 24 tahun. Entah
apa yang membuat gurunya sepercaya itu pada sosoknya, tak
tanggung-tanggung ia dikenalkan dengan keponakan sang guru.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia
yang saat itu tidak mudah menyerah dengan sikap tak acuh keponakan sang
guru. Dia, yang entah dengan ilmu apa pada akhirnya membuat perempuan
itu memimpikannya. Perempuan itu bermimpi melihatnya sebagai sosok yang
bersinar dan lebih besar dari laki-laki lain yang sedang mendekatinya.
Mereka belum mengenal satu sama lain. Hanya sosoknya dalam mimpi yang
pada saat itu membuat sang perempuan mantap menerima pinangannya. Ia
menjadikan perempuan itu istrinya, sekaligus ibu dari keempat anak
mereka. Ibuku.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia
yang selalu haus dengan ilmu meski sudah berkeluarga. Ia memanggil guru
mengaji ke rumah untuk memperdalam ilmu agama. Ia juga mendaftarkan
diri di lembaga pendidikan bahasa Arab. Ditolak dengan alasan tidak
memiliki ijazah, maka tidak bisa mendapatkan sertifikat. "Saya nggak
butuh sertifikat. Saya cuma mau belajar." Ucapannya menjadi tiket masuk
untuknya belajar di sana dan di beberapa tempat lain setelahnya.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia
yang bisa memperbaiki keran, kipas angin, televisi, mesin air, hingga
mesin cuci. Ia bisa memasang kancing di seragam sekolah anaknya. Dia
juga bisa memijit. Dia bisa menenangkan Ibu yang mudah cemas. Dia
laki-laki serba bisa.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia
yang selalu menyempatkan diri mengantar anak-anaknya ke sekolah.
Bermodalkan satu tubuh yang tak pernah lelah bolak-balik
sekolah-rumah-sekolah sebab keempat anaknya tak muat diangkut dengan
satu motor.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia
yang meleburkan dirinya bukan hanya dengan keempat anaknya, melainkan
juga dengan puluhan bahkan ratusan anak-anak di sekitar rumah. Ia
membuat ruang tamu rumah ramai di malam hari dengan anak-anak yang
belajar mengaji. Jumlah anak kecil terus bertambah, namun luas ruang
tamu tak berubah. Dia membagi jam mengaji menjadi pagi, siang, sore.
Kini, ruang tamu rumah hanya sepi di malam hari.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia
yang pusing jika piringnya dipenuhi banyak lauk, membuat Ibu selalu
dikomentari penjual nasi uduk. "Masa Bapak makannya gini doang sih, Bu.
Kasian amat," kata penjual nasi uduk tiap melihat nasi yang Ibu beli
hanya ditemani telur atau orek tempe. Tidak pernah telur dan orek tempe.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia
yang tak pernah kehabisan humor untuk ditertawakan bersama di ruang
tengah. Bahan bernama 'masalah' sekali pun bisa ia tunjukkan sisi
lucunya. Ia tak pernah pula kehabisan ide untuk menjahili anak-anaknya.
Atau menjahili Ibu. Berkomplot dengan anak-anaknya.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia
yang setiap malam menceritakan kisah-kisah Nabi tanpa buku. Membuat
anak-anaknya menuntut dibelikan buku sebagai bukti. Jika ada detil
cerita yang tak sama, ia diserbu pertanyaan oleh anak-anaknya yang
kebingungan. Ia bersedia mengecek buku miliknya demi memberikan jawaban
yang tepat. Ia akui jika memang ia salah.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia
yang suara gas motornya amat dikenali oleh Ibu dan anak-anaknya.
Banyak motor yang keluar-masuk rumah, tapi bunyi gas dari motor yang ia
kendarai berbeda. Tak peduli menggunakan motor siapa pun, merk apa pun,
jika terdengar irama gas motor "brem, breeemm, brem" ciri khasnya
memasuki rumah, anak-anaknya tahu itulah waktunya berlari membuka pintu
dan berteriak "ayaaah". Tak pernah salah.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia
yang membuat anaknya menangis di depan kelas saat diminta bercerita
tentang sosok idola. Terima kasih untuknya. Untuk ayah yang kami
banggakan.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnF0G3MqNTB7eJRH3OQQ0TsRRhhSStqFtyIMB6rti4ck6zbXRdRxlasIA9QxWD66Fi01ZaMPxtUK9jFC7fB6w9dAX7VULqoKVc1WSaVs-yGPu_KiVRGxQfe9UQyqIq1z2HgTC5sCMekvXi/s1600/SAM_4863.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnF0G3MqNTB7eJRH3OQQ0TsRRhhSStqFtyIMB6rti4ck6zbXRdRxlasIA9QxWD66Fi01ZaMPxtUK9jFC7fB6w9dAX7VULqoKVc1WSaVs-yGPu_KiVRGxQfe9UQyqIq1z2HgTC5sCMekvXi/s1600/SAM_4863.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-74590567677803649332015-01-08T23:46:00.001+07:002015-01-09T01:02:35.373+07:00Wanita yang Kami Sayangi<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia yang ditinggal ayahnya saat berusia 8 tahun. Menjadikannya gadis kecil dengan tanggung jawab besar; mengasuh lima orang adik.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia yang amat diproteksi kakeknya dalam berinteraksi dengan lelaki. Sampai di usianya yang ke 33 ia diminta menemui lelaki yang dibawa pamannya. Padahal peraturan kakeknya jelas; anak gadis tidak boleh menemui tamu laki-laki. Ia sengaja berpenampilan kucel sebab tak mau dinikahi "anak kecil" yang 9 tahun lebih muda darinya. Selain itu, ia juga menyukai laki-laki lain. Laki-laki yang lebih mapan dan berpendidikan.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia yang hidupnya tak macam-macam. Pada akhirnya hanya ridho Allah dan orang tua yang ingin ia genggam. Ia memimpikan sosok "anak kecil" yang dibawa pamannya bersinar dan tinggi besar, sementara laki-laki yang ia sukai menjadi sosok yang kecil. Ia pun yakin menerima pinangan si "anak kecil". Menjadikannya suami, lalu ayah dari keempat anak mereka. Ayahku.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia
yang punya jawaban khas saat anaknya bertanya mengapa ia 'telat'
menikah. "Ibu kan nungguin Ayah gede dulu. Kalau Ibu nikah di umur
23-24, Ayah masih di bawah umur." Kelakar yang serius. Penuh rasa
syukur.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia yang pandai menempatkan
diri. Perilakunya tak pernah menggurui Ayah. Ia juga pandai merawat
diri. Penampilannya yang awet muda tak pernah terlihat tua untuk
mendampingi Ayah.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia yang menjadi guru pertama bagi keempat anaknya. Mengajarkan baca, tulis, hitung dengan penuh tawa. Berapa pun nilai anaknya di sekolah, ia selalu tersenyum. Tak pernah ada target khusus darinya asal anak-anaknya berusaha.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia yang selalu menampung riang dan keluh kesah anak-anaknya sepulang sekolah. Perhatian dan penerimaannya terhadap segala cerita membuat anak-anaknya terdorong untuk berkisah tanpa ditanya.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia yang masakannya mampu membuat Ayah
dan anak-anaknya rela tidak makan di luar agar kuat banyak-banyak
makan di rumah. Ia memasak makanan yang suami dan anak-anaknya
gemari, sekali pun tidak ia sukai. Kalau sudah begitu, ia akan membuat
telur dadar atau indomie untuk dirinya sendiri.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia yang paling lama terjaga karena selalu saja ada yang harus ia kerjakan; menyapu, mengepel, memasak, mengangkat jemuran, mencuci, atau menyetrika. Belum lagi pekerjaan tambahan yang diberikan oleh anak-anaknya yang belum mandiri. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia yang sering tertidur saat menonton televisi, namun
segera bangun setelah ada yang mematikan televisinya. "Kok dimatiin? Kan
ibu lagi nonton?" protesnya yang kerap disambut tawa oleh siapa saja
yang tahu betul kalau sebelumnya ia pulas tertidur.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia yang pertama dicari setiap ada barang hilang di dalam rumah karena kebiasaannya membuang barang printilan yang tercecer. Namun ia juga yang sering menemukan barang yang anak-anaknya cari meski sebelumnya ia tidak bersinggungan dengan benda tersebut. Ia bagai terkoneksi dengan semua benda yang ada di rumah, kecuali dengan kaca matanya. Satu benda yang paling sering ia tanyakan keberadaannya.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia yang selalu tak nafsu makan saat ada anggota keluarga yang punya masalah. Jika ia sering melamun padahal Ayah dan keempat anaknya baik-baik saja, coba tanya kondisi ibunya atau kelima adiknya atau pasangan dari kelima adiknya atau anak-anak dari kelima adiknya atau saudara Ayah di kampung sana. Hatinya amat luas hingga mereka semua muat. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia yang mencandu harmoni. Keahliannya adalah mengalah agar tak ada
pecah. Ia yakin Allah punya skenario terbaik untuk setiap hamba. "Rejeki nggak kemana," semacam slogan yang selalu ia promosikan kepada anak-anaknya.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dia yang membuat anaknya paham makna 'memberi tak harap kembali'. Terima kasih untuknya. Untuk ibu yang kami sayangi.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrImW1iIMXebwp00D_gprVFEw2i6xL5jJ__xi1nNI0sf1ycQVjWm34QzJlqUPzKZuMnysqT9P1-HuNJBS1n0s1jwlpwNV2e_MGvvYSAF0BkKYEcNoxfBHyivP3biLRNfGss7P6GpiXmv6i/s1600/ibu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrImW1iIMXebwp00D_gprVFEw2i6xL5jJ__xi1nNI0sf1ycQVjWm34QzJlqUPzKZuMnysqT9P1-HuNJBS1n0s1jwlpwNV2e_MGvvYSAF0BkKYEcNoxfBHyivP3biLRNfGss7P6GpiXmv6i/s1600/ibu.jpg" height="400" width="320"></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-58601291822251971822015-01-04T13:17:00.001+07:002015-01-08T20:57:16.243+07:00Diam?<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2UdXvJwf-kq__v7mZnyc6Rwk_Pl4W3zX4IeHa60zoka5xKduJi8anXQn9hXXggtV1XO6K0DmSreQJLg8oCpG5wAH7ZUVraqamiAEO5qCDPRD3ia6-vPX3FBdzam8Oay5StHGBCvzmb9bd/s1600/cafe-industrial-interior-people-Favim.com-2247017.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2UdXvJwf-kq__v7mZnyc6Rwk_Pl4W3zX4IeHa60zoka5xKduJi8anXQn9hXXggtV1XO6K0DmSreQJLg8oCpG5wAH7ZUVraqamiAEO5qCDPRD3ia6-vPX3FBdzam8Oay5StHGBCvzmb9bd/s1600/cafe-industrial-interior-people-Favim.com-2247017.jpg" height="266" width="400" /></a></div>
<br />
Gemerincing gantungan pintu kembali terdengar, membuatku kembali mendongakkan kepala untuk melihat ke sana. Dengan segera aku memasukkan bukuku ke dalam tas. Meski mataku minus, tanpa kacamata sekali pun aku tahu siapa yang baru saja membuka pintu; Ara, gadis yang gemar memakai kemeja kebesaran dan tas besar di balik punggungnya. Ia berdiri di sana sembari menoleh ke kiri ke kanan seperti mencari sesuatu. Seseorang tepatnya. Aku.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Sengaja kubiarkan ia sibuk mengedarkan pandangan ke penjuru cafe. Toh, di tempat seramai dan sebesar apa pun, matanya yang besar dan jernih selalu mampu menangkap keberadaanku. Hanya matanya.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
"Di!" Ia berteriak memanggilku sambil melambaikan tangan tinggi-tinggi seolah lupa ini tempat umum. Setelah aku membalas lambaiannya, ia berjalan ke arahku. Aku sangat menikmati momen seperti ini. Momen dimana ia mencariku, lalu melihatku, menemukanku, sampai akhirnya menghampiriku. Ini alasan sesungguhnya mengapa aku membiarkannya celingukan di depan pintu.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Seketika ia sudah berdiri di sampingku, memegang kedua bahuku dan menggoncangkannya keras-keras, <br />
"Diaz! Aaaak aku kangen banget sama kamu!" Ia berteriak seolah jarak di antara kami masih seperti saat ia berdiri di depan pintu tadi.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br />
"Iya, Ra iya tapi..."</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br />
"Hehe sakit ya? Maaf," ia melepaskan genggamannya di bahuku, lalu duduk di kursi di hadapanku.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Ara memang seperti itu. Berbeda denganku yang kerap menyembunyikan perasaan, ia selalu spontan dan apa adanya. Ini pertemuan pertama kami setelah tiga minggu lalu ia pergi berlibur ke kampung halaman ibunya. Sesampainya di Jakarta, kami langsung janjian bertemu di sini. Ia gemar bercerita. Menunda bertemu denganku sekali pun untuk mengistirahatkan tubuhnya ia anggap sebagai kegiatan membuang waktu yang bisa membasikan cerita-ceritanya. Katanya, ia punya banyak pengalaman seru selama di sana. Sebanyak itu juga kupastikan aku akan melihat matanya bekerjap-kerjap penuh semangat.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Hampir dua jam. Tak terhitung sudah berapa kali kerjapan matanya muncul. Ia betul-betul bahagia. Ceritanya tak ada habisnya, sama seperti kekagumanku padanya yang juga tak ada habisnya. Bedanya, ia menunjukkan kisah-kisahnya sementara aku menutupi rapat-rapat kekagumanku padanya.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Sebenarnya dulu aku kerap menunjukkan kepadanya -tidak secara langsung bahwa aku menyukainya. Tapi nihil. Ia tak pernah bergeming. Menunjukkan perasaan secara jelas saja aku bermasalah, apalagi menunjukkan secara tersirat seperti itu. Ah sudahlah, aku memang tak pandai menunjukkan perasaanku. Akhirnya kuputuskan untuk benar-benar menyimpannya sendiri.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
"Eh iya, di sana aku ketemu keponakanku. Dulu dia masih bayi, sekarang udah kelas 1 SD haha. Lucu deh, dia kalau mau apa-apa suka ngasih kode gitu," Ara membuka topik cerita baru.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Aku mengaduk secangkir kopi susu yang baru kupesan lagi. Satu cangkir tak pernah cukup untuk menemani pertemuanku dengan Ara. "Maksudnya?" tanyaku sebelum menyeruput kopi. Manisnya pas.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
"Misalnya nih pas aku lagi makan es krim, dia bakal deketin aku dan bilang 'Es krimnya enak kan, Tante? Aku juga suka es krim itu' gitu."</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
"Itu kode? Artinya?"</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
"Artinya, dia mau minta es krimku!" ujarnya sambil menganggukan kepala dan mengangkat telunjuk ke arahku. Dia memang perempuan paling sok tahu yang kukenal. Ia juga tak mau kalah. Namun, karena sifatnya yang itu lah aku bisa berlama-lama mengobrol dengannya karena ia tak akan mau mengakhiri pembicaraan sampai lawan bicaranya mengakui bahwa ia memang benar. Bukan, ia bukan penganut keyakinan "perempuan selalu benar sementara laki-laki kadang salah, kadang nggak benar". Bukan. Ia hanya perempuan berpengetahuan luas yang kerap gemas jika ada lawan bicaranya yang sesat pikir.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
"Loh, bisa aja kan dia emang cuma memberi tahumu kalau dia suka es krim itu dan dia mau tahu pendapatmu tentang es krim itu. Sudah." Aku tersenyum. Siap memulai perdebatan panjang.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Tidak seperti Ara yang biasanya membeberkan fakta dalam berargumentasi, kali ini ia hanya mengungkapkan contoh kasus sejenis dan terus-terusan menyampaikan hal seperti, "aku yakin itu kode" "beneran deh, dia punya maksud lain" yang sama sekali tidak membuktikan bahwa keponakannya itu memang benar memberinya 'kode'. Kurang seru, batinku. Sampai satu pernyataan meluncur begitu saja dari mulutku, "Dia belum tentu main kode-kodean, Ra. Lagi pula kalau dia emang ngasih kode, belum tentu artinya sama seperti dugaanmu. Kamu sok bisa baca kode, padahal selama bertahun-tahun aku kodein kamu kalau aku suka kamu, kamu nggak pernah sadar kan,"</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Ara tersenyum tipis. Senyumnya mengembalikan kesadaranku. Ya Tuhan, apa yang tadi kukatakan. Panik, aku meneguk kopiku. Hambar. Diam-diam kucuri lirik ke arah Arah. Ia menarik napas panjang, lalu membanting tubuhnya ke sandaran kursi. Tenang. Tidak seperti Ara yang sebelumnya.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
"Kamu tahu Di, kenapa aku tahu kalau keponakanku itu nggak mengatakan maksud yang sebenarnya?" tanyanya memecah kesunyian di antara kami. Aku menggeleng.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
"Tiap kali setelah dia ngomong sesuatu ke aku, dia nangis. Setelah berulang kali, akhirnya aku sadar kalau sebenarnya ada sesuatu yang ia mau, tapi nggak aku wujudin. Saat hal itu terulang lagi dan dia nangis lagi, aku tanya ke dia 'kamu mau ini?', dia mengangguk dan berhenti nangis. Jadi, terbukti kan kalau yang dia ucapin sebelumnya memang kode?"</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Ia tersenyum penuh kemenangan. Aku heran mengapa di saat seperti ini ia tetap berusaha membuktikan kebenarannya dan malah tak bereaksi dengan perkataanku. Aku lega, sekaligus cemas.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
"Iya, kamu benar." Aku terpaksa bersuara. Berusaha bersikap senormal mungkin.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
"Lalu, aku ngomong ke dia kalau mau sesuatu dari orang lain, kita harus bilang ke orang itu dengan terus terang. Haha setelah itu dia benar-benar secara jelas minta apa-apa yang dia mau dariku." Ia menatapku tajam.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
"Soal kode darimu..." Ia menggantung kalimatnya, juga napasku. Aku, yang sedang berpura-pura sibuk dengan cangkir kopiku, sangat terkejut dengan perkataannya.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
"..kau pikir aku nggak ngerti? Kau berbeda dengan keponakanku. Dia belajar dari kesalahannya dan berani mencoba mengungkapkan keinginannya. Dia nggak sepertimu yang pengecut. Terus-terusan ngasih kode berharap orang lain mengerti maksudmu. Saat kau putus asa dengan kode-kodemu, bukannya mencoba menyampaikan maksud secara terang kau malah bungkam. Nggak lagi melakukan apa pun. Udah berapa kali aku membentakmu agar lebih berani jujur sama orang lain, agar orang lain nggak melulu menyakitimu cuma karena mereka nggak tahu kalau kamu sakit karena mereka?! Hal itu juga yang kuharap bisa kau tunjukkan saat berurusan denganku."</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Suaranya bergetar. Bergantung air di sudut matanya. Ara sangat jarang menangis di hadapanku. Ia hanya menangis saat ia merasa telah mengecewakan orang-orang yang ia sayangi. Aku ingin menghampirinya, merangkulnya, dan mengatakan bahwa aku sama sekali tidak pernah kecewa atau dibuat sakit olehnya. Tapi perkataannya sudah membekukan sekujur tubuhku.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
"Keponakanku masih kecil, Diaz! Dia juga baru kenal aku. Tapi kamu, kamu laki-laki dewasa yang sudah hampir lima tahun mengenalku." Ia diam. Tangisnya berhenti.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
"Ra..."</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Ia berjalan menghampiriku, menepuk bahuku keras sekali, "Hahaha maaf ya Di selama ini aku bertingkah seolah aku nggak tahu apa-apa. Aku cuma mau kamu paham kalau hati mau dilihat dan didengar, kamu harus menyuarakan dan menunjukkan isi hatimu. Lagipula kalau kamu tahu kalau aku tahu kamu suka aku, terus apa? Kamu bakal tetap diam kan?" </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Belum sempat aku bereaksi, ia sudah kembali ke kursinya, mengangkat tas besar yang sedari tadi bertengger di kaki meja, lalu berjalan ke arah pintu. Tak lama, terdengar suara gemerincing dari arah pintu cafe. Ia meninggalkanku terpaku di kursi. Tak paham dengan apa yang baru saja terjadi.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Suara gemerincing gantungan pintu terdengar lagi. Aku menoleh setelah mendengar namaku dipanggil dari arah sana. Ara kembali. Berteriak dari depan pintu.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
"Diaz! Yang barusan itu kode. Kita gantian ya sekarang. Kamu yang harus mecahin kodenya."</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Gemerincing gantungan pintu kembali berbunyi. Mengiringi kepergian Ara. Ia menyisakan puluhan pertanyaan yang kencang terdengar, dalam hati dan benakku. Hanya satu pertanyaan yang kutahu pasti bahwa jawabnya bukanlah diam.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2UdXvJwf-kq__v7mZnyc6Rwk_Pl4W3zX4IeHa60zoka5xKduJi8anXQn9hXXggtV1XO6K0DmSreQJLg8oCpG5wAH7ZUVraqamiAEO5qCDPRD3ia6-vPX3FBdzam8Oay5StHGBCvzmb9bd/s1600/cafe-industrial-interior-people-Favim.com-2247017.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-44212243059087925122014-12-06T22:06:00.000+07:002014-12-06T22:16:27.402+07:00Selesai sebelum Dimulai<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">"Orang lebih termotivasi untuk menghindari kegagalan daripada meraih keberhasilan."</span><br>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Itu sebabnya tulisanku ini kuakhiri sekarang.</span>Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-69628420787045037502014-11-23T19:42:00.001+07:002014-11-23T20:03:39.791+07:00Anto (Tak) Suka Hujan<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Hujan di pagi hari. Anto menjinjing sepatu ke sekolah. Sepulang sekolah, bukunya masih basah meski ia sudah di rumah. Anto tak suka hujan.</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Hujan turun lagi saat Anto bermain. Larinya terasa berat, laju bola terhambat. Lapangan becek, bajunya lepek. Anto tak suka hujan.</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Hujan deras membanjiri kota. Ayah ibunya terbaring. Mereka terkilir usai terseret arus banjir. Anto tak suka hujan.</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Hujan kembali turun. Anto ke luar, hujan ditantang. Berdiri di tepi jalan menawarkan payung merah di tangan. Anto bocah berpayung merah kini mencari uang.</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Anto bocah berpayung merah. Basahnya bukan hanya karena hujan, tapi juga peluh lelah. Payung merah ia genggam lemah. Ia masih menjemput receh meski terengah.</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Anto bocah berpayung merah. Ia menyesali air hujan yang mulai naik. Payung ditutupnya tanpa marah. Ia sadar ini saatnya mentari kembali terik.</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Anto bocah berpayung merah. Berharap hujan datang setiap hari. Langit terang mengundang resah. Ia khawatir keluarganya tak makan lagi.</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tuhan, izinkan esok hujan menyapa. Hanya kala sore pun tak apa. Dulu lawan sekarang kawan. Sungguh, kini Anto suka hujan.</span></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZMBLwIZvt6r81hHjuLUm58g8OBQ1HtOnAewFuwuDhXnt2sIeUmcEvlNLvm5noPa0kbQSpa9178P7JH5f2_7I7M86oBMxq0N_HmLgV5VJMR12qBYKKfAMuryepPTm3RGBLHqi1rGDmCDDg/s1600/red+umbrella.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZMBLwIZvt6r81hHjuLUm58g8OBQ1HtOnAewFuwuDhXnt2sIeUmcEvlNLvm5noPa0kbQSpa9178P7JH5f2_7I7M86oBMxq0N_HmLgV5VJMR12qBYKKfAMuryepPTm3RGBLHqi1rGDmCDDg/s1600/red+umbrella.jpg" height="293" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: google.com</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://lh4.ggpht.com/-6-kH4sNb76s/VHHI1AGWf5I/AAAAAAAAAMY/9CM11mbSHww/s1600/unduhan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> </a></span> </div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-83878432868349462422014-11-18T13:39:00.000+07:002015-01-08T21:43:27.976+07:00Rumput yang Baru<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP_L8W15PRfF-0WmcfC8BbQ4ZXpJvn7V8bzOGA6asc55i7E8SGJEtdgf2vT55NaI01FuYJz9l29D3F17H7MvdHp3GzwH6n2uXcpLHmIjMbmVZxfT2LBSC8FDKbNBLkgEeRUf_XiJBmrgku/s1600/sunset-and-field-of-green-grass-300x186.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP_L8W15PRfF-0WmcfC8BbQ4ZXpJvn7V8bzOGA6asc55i7E8SGJEtdgf2vT55NaI01FuYJz9l29D3F17H7MvdHp3GzwH6n2uXcpLHmIjMbmVZxfT2LBSC8FDKbNBLkgEeRUf_XiJBmrgku/s1600/sunset-and-field-of-green-grass-300x186.jpg"></a></span></div>
<br>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ini bukan perkara rumput siapa yang lebih hijau.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Rumputmu hijau, rumputku pun hijau.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Selama dirawat rumput akan tetap hijau.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku merawat rumputku dengan baik.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Santai, aku tak sedang paceklik.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br></span></span></div>
<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ini bukan pula soal tidak bersyukur apalagi kufur.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Nikmat-Nya terlalu nyata untuk diabaikan mata.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Bahagiaku lebih dari cukup.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small; ">Saat ada yang tak bisa kuraih, Allah mengganti lebih.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tenang, aku tak sedang bersedih.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ini soal peningkatan, pengembangan, dan perbaikan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sama seperti rumput yang terus tumbuh, aku juga ingin tumbuh.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Jika diam berarti mati, maka hidup perlu bergerak.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br></span></span></div><div style="text-align: justify;"><font class="Apple-style-span" face="'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Padang rumputku jutaan kali sudah kutinggali jejak.</font></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Jika bisa mengelilinginya dengan mata tertutup, masih kah itu terhitung gerak?</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Bersyukur bukan berarti hanya tidur.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Menganggurkan nikmat-Nya yang lain, tidak kah itu tergolong kufur?</span></span></div>
<div style="text-align: justify;"><font class="Apple-style-span" face="'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif" size="2"><br></font></div><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Aku butuh padang rumput baru.</span> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tanah-Nya masih banyak.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Padang rumput baru akan kugarap.</span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Demi </span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small; ">menggerakkan hidup dan menghidupkan gerak.</span></div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-10603378268977883212014-11-16T01:49:00.000+07:002015-01-06T15:43:43.819+07:00Saya Berasal dari [Tempat yang Ingin Aku Kunjungi Kembali]<div dir="ltr" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sepanjang minggu ini aku hepi karena seminggu yang lalu Persib Bandung jadi juara ISL setelah 19 tahun puasa gelar. Iya, Persib Juaraaa! :'D Buat gue yang mengidolakan Persib dari jauh kemenangan ini luar biasa membahagiakan, apalagi bagi orang-orang yang emang lahir atau tumbuh di Bandung, kotanya Persib. Nggak heran kalau kemenangan ini dirayain meriah sama rakyat Bandung.</span></div><div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br></span>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ngomong-ngomong soal Bandung, Bandung adalah kota yang selalu pingin gue kunjungi. Dari dulu, tiap kali gue ditanya tentang kota mana yang paling mau gue kunjungi jawaban gue cuma Bandung. </span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Gue
bukan orang Bandung -cuma keturunan Sunda, nggak pernah tinggal di
sana, nggak punya keluarga di sana, dan nggak pernah punya kenangan
apapun di Kota Kembang itu. Alasan gue selalu pingin ke Bandung ya cuma satu: Persib Bandung. Gue mengidolakan Persib sejak kelas lima. Kelas lima pertama kalinya gue nonton pertandingan sepak bola Indonesia dan gue langsung suka sama Persib.</span><br>
<br>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Sukanya gue sama Persib berbarengan dengan sukanya adek gue sama Persija Jakarta. Dulu, adek suka ngajakin Ayah nonton langsung pertandingan-pertandingan Persija. Bahkan adek beberapa kali pernah dateng dan lihat langsung Persija latihan. Gue iri. Gue nggak bisa kayak dia. Gue nggak mungkin lihat Persib latihan rutin karena mereka latihan di Bandung. Gue juga nggak pernah diizinin orang tua buat nonton langsung pertandingan Persija vs Persib dengan alasan keamanan. Padahal itu satu-satunya kesempatan gue buat lihat Persib secara langsung di Jakarta. Sejak saat itu, gue bercita-cita pergi ke Bandung. Gue harus ke Bandung. Gue mau ke Stadion Siliwangi (markas Persib waktu itu) lihat Persib latihan dan nonton langsung Persib tanding di stadion itu. Tekad gue itu yang bikin gue jatuh cinta sama kota Bandung jauh sebelum gue pernah ke sana atau punya kenangan di sana. </span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Kalau istilah sundanya mah, sebab jiwaku tiba mendahului raga, aku jatuh cinta sebelum sempat menjejak rupa.</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Bandung jaraknya emang nggak jauh dari Jakarta, bisa dengan pulang-pergi pula. </span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Cuma ya nggak tau kenapa selama ini
nggak pernah ada acara keluarga atau acara sekolah yang diadain di sana
(biasanya gue ke luar kota kalau nggak sama keluarga, ya sama rombongan
sekolah).</span></span> Jadilah selama dua puluh tahun gue hidup, baru bulan Juni lalu gue ke Bandung! Akhirnya! Meski cuma sehari semalam dan nggak sempat ke mana-mana, gue senang bukan main bisa menginjakkan kaki di tanah Bandung. </span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"></span>Terlebih, beberapa bulan setelah gue ke sana, Persib juara. (?)</span></span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Pengalaman gue di Bandung kemarin emang cuma sehari semalam. Gue belum sempat ke Stadion Persib, apalagi nonton langsung Persib tanding. Tapi saat gue nonton di TV ada pesta rakyat di Bandung menyambut Persib Juara, gue bisa dengan bangga bilang kalau gue pernah ada di sana. <span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Berkat yang sehari semalam itu juga,
gue bisa jawab 'Bandung' sebagai tempat yang mau gue kunjungin lagi waktu ngerjain tugas Psikologi Konseling </span></span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">"Saya berasal dari...[tempat yang paling ingin Anda kunjungi kembali]"</span></span><br>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">"<i>Saya berasal dari birunya kota Bandung. Bandungku saat ngalalanyah
memanjakan kaki menyusuri trotoar yang ramah dan memanjakan perut
dengan jajanan meriah. Kembaliku ke sana untuk Bandungku
yang sesungguhnya. Bersorak di antara lautan biru Bobotoh
menyaksikan Persib Bandung bertarung.</i>"<i> </i></span></span></span></span></span></span></span></span></blockquote>
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Begitu kira-kira di balik kenapa Bandung. Semoga beneran bisa ke sana lagi buat Bandung yang sesungguhnya. </span></span></span></span></span>Terakhir, selamat untuk Persib, Bobotoh dan semua pendukung Persib. </span></span></span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Buat para oknum tertentu, kurang-kurangin ya perilaku anarkisnya supaya Bandung dan Persib tetap asik buat dibanggain. :) </span></span></span></span></span></span></div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-1297857112784396452014-11-03T23:33:00.001+07:002014-11-12T18:52:08.633+07:00Dia itu...<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Seorang yang kukenal di bangku SMA (tepatnya beberapa bulan sebelum masuk SMA) ini adalah makhluk yang mandiri. Masak sendiri, makan sendiri, nyuci baju sendiri, jalan-jalan sendiri. Apa-apa dan ke mana-mana sendiri pokoknya. Ditambah dengan keberanian yang dimiliki, dia siap sendirian menyusuri dunia baru sekalipun. Tsaah mandiri atau jomblo, Mbak? Eits, dia nggak jomblo lho. Itu dia. Kasian pacarnya, kadang.</span><br />
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Irit cerita saat ada masalah mungkin jadi keahliannya. Penyembunyi ulung. Kesannya sih kuat, tapi sebenernya... Dia nggak akan sembarang curhat minimal sampai dia nemuin sendiri setitik pencerahan. Kalo udah ada setitik pencerahan yang sebenernya belum mencerahkan alias bikin dia jadi dilema harus memutuskan, baru deh dia cerita ke orang yang bener-bener dia percaya. Orang-orang terpilih itu bakal dia mintain pendapat dulu sebelum dia ambil tindakan. Pada dasarnya dia selalu mikir mateng-mateng sebelum bertindak, tapi dia sering ragu sama pemikirannya sendiri dan malah lebih percaya sama kata orang. Jadi, dia sering menyandarkan keputusannya ke pendapat orang terpilih di sekitarnya. Kasian orang-orang itu, kadang.</span><br />
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Tatapan mata dan perkataannya yang tajam, membuatnya terlihat judes, jahat. Dia emang suka ngomong blak-blakan. Kalo menurutnya sesuatu itu jelek, ya dia bilang jelek. Kalo salah, dia bilang salah. Di sisi lain, dia itu nggak tegaan orangnya. Perilakunya yang ini tergantung udah sedekat apa dia sama lawan bicaranya. Biasa, standar ganda. Kalo ada masalah sama orang lain, entah orang dekat atau bukan, dia bakal ngajak ketemu orang itu buat nyelesaiin masalah secara langsung. Nggak ada tusuk-tusuk dari belakang, langsung tikam di depan mata. Lah.</span><br />
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Impian yang dia miliki selalu membuatnya bergerak maju. Diam di tempat bukan pilihan. Ia butuh orang yang sevisi supaya bisa gerak bareng meski selanjutnya dia tetap bergerak sendiri (ingat, dia mandiri). Orang itu baru dia sadari lagi keberadaannya saat dia hilang arah. Egois? Nggak. Dia bisa jalan cepat dan ninggalin orang itu sendirian, tapi dia bakal putar arah dan berlari saat orang di belakangnya minta bantuan.</span><br />
<br />
</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">*<i>Ini</i><i> tentang dia, yang tiap huruf dalam namanya menjelma jadi alinea</i> <i>dan t</i><i>ulisan ini dibuat atas permintaannya.</i></span></div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-4277283348171375382014-10-23T22:53:00.000+07:002014-11-12T18:45:15.768+07:00Waktu Semula<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">"Hanya masalah waktu dan semua akan kembali seperti semula, seperti tak ada masalah"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Satu kalimat itu, yang tak sengaja terbaca pagi ini, seketika merobohkan pertahananku. Pertahanan yang kupaksa kokoh sejak beberapa tahun lalu demi menutupi satu gambaran masa lalu yang menurutku kelam. "Memaafkan bukan berarti melupakan". Itulah salah satu bahan pertahananku. Apa benar maafku jika melupakan saja tak mampu? Apa benar maafku jika dadaku sesak hanya karena membaca kalimat di atas? Pertahanan yang kubuat tak lain hanyalah sebuah penolakan dan penyangkalan. Menolak bahwa aku pernah mengalami hal itu dan menyangkal bahwa aku seorang pendendam yang tak bisa memaafkan. Tapi, bukankah memaafkan memang bukan berarti melupakan? Cukup. Buang bahan itu sekarang.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Beri aku waktu. Bukan, bukan untuk memperkuat dan mempertinggi pertahananku. Beri aku waktu untuk menerima hal itu sebagai pengalaman yang membantu kita melewati tahap perkembangan. Beri aku waktu untuk mengikhlaskan dan menganggap itu bukan lagi persoalan. Beri aku waktu untuk siap tak lagi membangun pertahanan. Beri aku waktu untuk meruntuhkan sendiri pertahananku. Allah, beri aku kekuatan untuk melakukan itu semua sebelum waktu-Mu untukku atau waktu-Mu untuknya habis.</span><br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ya, ini hanya masalah waktu sampai pertahananku hancur semua dan kita
kembali seperti semula. Kumohon, bersabarlah sampai waktu itu tiba.</span></div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3941931245059096870.post-67615842932604296052014-10-12T06:52:00.001+07:002014-11-12T18:45:49.564+07:00Lima Menit Bisa Apa?<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Guling-guling di tempat tidur buat tidur lagi?</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Megang handuk dan ngelamun di depan kamar mandi?</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Milih satu dari sederet baju yang ada di lemari?</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Berdiri depan cermin ngatur poni biar nggak berspasi?</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ngomel di depan laptop akibat lambatnya koneksi?</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Bolak-balik baca daftar menu kiri-kanan-kiri?</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Basmi lapar dengan masak indomie?</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ngeringin setumpuk pakaian dengan mesin cuci?</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Buka jalan jadi artis dengan ikut audisi?</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Bikin orang ketawa lewat komedi sambil berdiri?</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ningkatin penjualan lewat iklan di TV?</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Ngasih tausyiah sebelum beduk azan magrib berbunyi?</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Nyerang balik, nyetak gol, dan jadi seri?</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Beribadah mendekatkan diri pada Illahi?</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Dapat 40% nilai Pelatihan II dengan presentasi di depan penguji?<br />
(iya, ini curahan hati)</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Semua itu bisa terjadi dalam lima menit. Lima menit bisa berarti banget atau malah basi banget. Kamu yang pilih bagaimana lima menitmu diisi.</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">Lima menit bisa apa? Yang pasti, bisa buat baca postingan ini. ;)</span></div>
Fathiyahhttp://www.blogger.com/profile/08682439913638200359noreply@blogger.com0