Kami, Citeureup, dan Negara Ini

Satu kata buat hari ini? Epic. Saking epicnya, gue sampai tiba-tiba punya minat buat ngeblog panjang lebar lagi.

Berawal dari Edo yang semalam ngajakin ke curug dan tanpa pikir panjang ku iyakan tentu saja. Dua-duanya impulsif memang. Mau ke curug mana juga gue nggak tau. Pegangan gue cuma dua ucapan Edo ini, "curug yang pernah didatengin sepupuku" dan "dari Pasar Sentul belok kiri." Yang penting dia tau, pikirku.

Ternyata kali itu kutida pandai berpikir~

Pagi ini kami jalan jam enam. Motor baru saja keluar gang rumah, adegan seru sudah dimulai,

"Abang, nama curugnya apa?"
"Apa ya? Aku lupa."
"......Dih, coba tanya sepupumu."

Kacau emang Edo. :)))

Kemudian dia chat sepupunya. Di tengah jalan Edo merasa ingat sesuatu, "namanya Curug Citeureup," katanya. Karena sepupu Edo belum juga jawab whatsapp, yasudah kami memutuskan bahwa, ya, benar, curug yang kami tuju itu bernama Curug Citeureup! Cek di map. Ada. Dan nggak terlalu jauh dari Pasar Sentul. Fix, berarti bener Curug Citeureup.

Berbekal Gmap, kami pun menyusuri jalan yang  makin lama kok makin aneh yaa. Sampai akhirnya pukul 08.30 kami tiba di titik yang ditunjuk map sebagai Curug Citeureup. Eh loh kok perumahan? Masa curug di dalam perumahan? Ah mungkin ini cuma jalur masuk menuju treknya aja, kami masih berusaha husnuzon. Begitu ada warga lewat, kami bertanya, katanya, "itu Curug Citeureup udah deket banget."

"Ha? Deket banget?? Beneran di dalem perumahan dong?" muka Edo panik tapi nyengir.

Bener aja. Nggak sampai satu menit jalan kaki, curugnya keliatan. Di samping rumah-rumah. :) Iya sih curug, ada air yang terjun, tapi...hahaha pendek sekaliiii.

"Ini bener curug yang sepupumu datengin?" gue bertanya sambil mesem-mesem.
"Bukan. Beda sama fotonya," Edo mulai sungut tapi masih nyengir. Lalu dia buka instagram sepupunya, dan tentu saja berbeda. Di cek lokasinya, ternyata yang di foto sepupunya itu namanya Curug Hordeng. :)

Curug Hordeng yang berlokasi di Citeureup. :)

Bukan Curug Citeureup. :)

Yaudalah ya hahaha. Akhirnya kami makan bengbeng dan sedikit foto-foto di Curug Citeureup. Berusaha menghibur diri~

beli rumah di perum bumi citeureup yuk, ada curugnya! wk.

Setelah itu, berbekal Gmap lagi kami pun menuju Curug Hordeng. Lumayan jauh, 22 km atau sekitar 1.5 jam. Pemandangan sepanjang jalan bagus banget! Tapiii....jalannya berbatu, berkelok, dan banyak tanjakan. Yang bikin deg-degan, kami naik vespa hahaha. Edo berkali-kali meyakinkan vespanya kuat. Betul, sejauh itu dan di beberapa perjalanan kami sebelumnya pun gue membuktikan sendiri kalau vespanya tangguh.

Sampai akhirnya 200 meter sebelum tempat parkir motor, ada tanjakan dengan batu yang lebih besar-besar dari tanjakan-tanjakan sebelumnya. Vespa Edo gas, naik, dan nggak kuat. Alih-alih mundur, itu motor keangkat dong :') Sumpah gue yang duduk di jok belakang ngeliat sendiri vespa itu ke angkat bagian depannya. Kalau di istilah freestyle itu apa sih namanya, wheelie ya? Nah.

Posisi duduk gue merosot ke belakang. Yang ada di pikiran gue saat itu cuma, "ya Allah vespa dan Edo jatoh niban gue nih astaghfirullah." Kemudian ku nggak ngeh apa yang selanjutnya terjadi, tiba-tiba kusudah terbaring di jalan dan Edo bersama vespanya alhamdulillahnya (?) jatuh ke kanan. Alhamdulillah kami berdua nggak kenapa-kenapa, tapi vespanya menyedihkan. Cover depan pecah, tepong kanan penyok, bagian belakang patah, dan sempat nggak bisa nyala beberapa saat.

abang berusaha tersenyum setelah jatoh dengan vespa yang penyok dan mogok :')

Kalau vespa bisa ngomong gue bakal minta maaf karena sudah menyusahkannya seharian ini (sebenarnya ku tetap minta maaf ke dia tadi di perjalanan pulang.) Meskipun ada kejadian itu, toh kamu tetap bertahan sampai akhir. Luar biasa. Aku jadi makin sayang sama kamu, beneran deh, maafin kita ya huhu.


kesayangan.

Singkat cerita, vespa diparkir di warung. Kami yang masih speechless karena vespa jungkir balik istirahat bentar sampai bisa ngetawain semua kejadian tadi. Edo ngerasa bersalah banget soalnya, minta maaf dan memastikan kondisi gue berulang kali wkwk. Abis itu kami lanjut jalan kaki ke Curug Hordeng karena trek udah agak susah buat dilalui motor. Jalan kaki dari warung ke Curug Hordeng butuh waktu sekitar 20-40 menit, tergantung stamina masing-masing.

Begitu sampai...whoa, sekeren itu. Pas jalan kaki juga pemandangannya bagus banget, lalu lihat curugnya, makin-makin. Girang aku langsung! Main air, bengong, ngobrol, bengong, foto-foto, bengong, ngopi, bengong, makan, bengong. Laf!




Setelah puas bengong dan ngobrol, sekitar jam tiga sore kami memutuskan turun, lewat jalan lain supaya bisa lihat curug satu lagi yang kulupa namanya apa. Bagus juga, tapi kurang asik buat duduk-bengong-santai. Sesampainya di warung kami langsung tancap gas ke Jakarta tentunya masih bersama si kece vespanya Edo (vespamu loh Bang yang kece, bukan kamu.)

Berikut rekap perjalanan hari ini~:
pergi ke curug yang nggak tau namanya apa, sampai di curug yang rasanya tida seperti curug, nyasar lima jam sebelum sampai ke curug yang sebenarnya, vespa jungkir balik, trek seru dan indah, curug bagus, air jernih dan segar, banyak spot buat duduk-duduk santai, ada kamar mandi, dan mushola lengkap dengan alat sholatnya! Plus, hari ini di Curug Hordeng sepi banget. Cuma ada kami dan lima warga sana. Gimana ku tidak jatuh cinta cobak. Rasanya kayak curug tapi di rumah sendiri ehe.


piknik!

ngobrol dan ngopi bareng bang dani dkk, warga sana.

Udah. Alhamdulillah. Ku bahagia. :)

Terima kasih Abang yang impulsif sepertiku dan masi bisa cengengesan bersama meski hal-hal "seru" terjadi jadi kita tetep bisa ngerasain seru yang beneran. Btw, akhirnya ya kita piknik di curug setelah maret lalu ke Curug Cibereum cuma berakhir neduh di dekat kamar mandi karena hujan deras. :))

Terima kasih Curug Citeureup, Perumahan Bumi Citeureup Asri, dan curug-curug di daerah Citeureup terutama Curug Hordeng yang menyadarkan kami bahwa Curug di Citeureup belum tentu Curug Citeureup.

Terakhir, ku berterima kasih kepada negara ini. Berkat negara ini kami bisa melihat tempat-tempat indah di sekitar ibu kota. Aku sayang negara ini, tapi sebagai seorang abdi negara yang baik, Edo yang tentu saja akan dengan segera membalas jasa-jasamu (buat yang ngerti aja hahahaha)

Btw, ini perjalan ketigaku bareng Edo. Semoga masih ada perjalanan-perjalanan kami berikutnya. Biar ada bahan ngeblog ajesih. Wk. Aamiin.


making memories with you is my favorite thing to do. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Pesakitan

Cara Daftar Nikah 2022~

Tuan Menang Banyak