Cara Daftar Nikah 2022~

Gue merasa perlu nulis ini karena selama proses daftar nikah, gue sangat terbantu dengan video youtube orang-orang yang nyeritain pengalaman mereka. Berhubung ku nggak punya yutub, jadi mari cerita di sini.

Sebelum ngurus ini itu, yang terpenting adalah banyakin riset! Paling aman sih tanya langsung ke kelurahan yang sesuai KTP tentang alur dan syarat yang diperluin. Tapi baca, nonton, denger cerita dari orang yang pernah ngalamin langsung bikin kita dapet lebih banyak insight terlebih soal printilan-printilan yang nggak dijelasin di ((( pamflet ))). Terima kasih buat orang-orang yang udah berbagi cerita. :')

Penting: cari info dari orang yang wilayah dan tgl nikahnya nggak beda jauh dari kita supaya peraturannya (relatif) sama.

Langsung aja ya. Alur dan syarat yang gue tulis di sini berdasarkan pengalaman gue sbg warga DKI, tepatnya Jakarta Pusat. Sbb~ :

1. Daftar online ke KUA via simkah.kemenag.go.id.

Salah satu dari catin daftar di situs ini. Pilih KUA tempat akad akan dilangsungkan, isi data diri, calon, dan ortu, lalu upload pas foto 2x3 background biru (yak jadi yang pertama banget harus dilakuin ternyata adalah foto-foto). Sebenarnya selama akadnya di wilayah DKI, sekarang semua memang wajib daftar online di SIMKAH sebelum daftar langsung ke KUA. Nah berhubung di situs ini nggak dimintain syarat apa-apa, jadi gue saranin sebelum urus yang lain, kita daftar online dulu aja buat ngamanin tgl nikah kita. Booking penghulu gitu deh. Kalau udah, print bukti daftar nikahnya untuk nanti dibawa ke KUA (datangnya maksimal 15 hari kerja setelah daftar online.)

2. Masing-masing catin minta surat pengantar ke RT/RW.

Surat pengantar itu kurang lebih berisi keterangan kapan dan di mana kita akan menikah. Ditandatangani oleh RT dan RW. Kalau sudah, suratnya difotokopi. Surat yang asli untuk kelurahan. Salinannya untuk puskesmas kecamatan (warga DKI yang mau daftar nikah ke kelurahan wajib punya Sertifikat Layak Kawin yang diterbitkan oleh puskesmas kecamatan).

3. Tes kesehatan di puskesmas kecamatan.

Bawa surat pengantar RT/RW dan fotokopi KTP catin (calon pengantin). Di sana dites darah dan catin perempuan divaksin TT (tetanus difteri). Untuk bisa divaksin, nggak boleh ada pengalaman vaksin apapun dalam sebulan terakhir. Prosesnya cepat! Gue datang jam 8, terus jam 10.30 Sertifikat Layak Kawin-nya udah keluar (print sendiri).

4. Minta surat pengantar ke kelurahan.

Khusus warga Jakarta Pusat, surat pengantar harus didapat dengan mengajukan permohonan via jakevo.jakarta.go.id. Jadi enakkk nggak perlu dateng ke kelurahan! Yang di luar Jakarta Pusat, bisa ngajuin dengan datang langsung ke kantor kelurahan. Beda dengan daftar KUA online yang cukup dilakuin oleh salah satu catin, di sini keduanya perlu bikin pengajuan masing-masing. Di situs itu kita diminta isi data dan upload scan dokumen asli dalam bentuk PDF atau JPG. Dokumennya:

- surat pengantar RT/RW (di poin 2)

- KTP catin

- KTP ortu catin

- KK catin

- Akta kelahiran catin

- KTP 2 orang saksi akad

- Surat pernyataan belum pernah menikah (format suratnya download di laman pengajuan ini. Suratnya harus ditandatangani RT/RW. Jadi sebelum minta surat pengantar di poin 2 tadi, bisa download format surat ini dulu supaya bisa sekalian minta tanda tangan RT/RW-nya.)

Prosesnya cepat! Gue submit berkas jam 07.40, eh jam 2 siang surat pengantar kelurahannya udah terbit. Nggak perlu nunggu berjam-jam di kelurahan atau bolak balik ke kelurahan. Keren! Kalau udah begitu suratnya tinggal kita download dan print untuk dibawa ke KUA.

5. Ke KUA kecamatan.

Karena akad nikah gue insya Allah akan dilakukan di luar wilayah kecamatan KTP, maka gue ke KUA kecamatan KTP untuk minta surat numpang nikah untuk dibawa ke KUA kecamatan tempat akad nanti. Berkas yang perlu dibawa:

- Surat Pengantar Kelurahan yang udah diprint dari JakEvo (poin 4)

- Bukti Daftar Nikah yang udah diprint dari SIMKAH (poin 1)

- Fotokopi KTP catin, KTP ortu catin, KK, akta lahir catin, ijazah catin, Sertifikat Layak Kawin (poin 3), KTP saksi saat akad, pas foto background biru 2x3 4 lembar dan 4x6 2 lembar, dan surat pernyataan belum pernah menikah (poin 4).

Di sini pun prosesnya bener-bener cepat. Petugas nginput data beberapa menit, lalu taraaa surat pengantar untuk KUA tempat akad selesai! Berkas yang tadi kita bawa juga dibalikin lagi buat kita kasih ke KUA tempat akad.

6. Ke KUA kecamatan tempat akad.

Ke sini harus bawa surat pengantar dari KUA asal dan semua berkas yang udah disebutin di poin 5. Setelah semua berkas dicek, untuk yang akadnya di luar KUA akan dapat billing untuk transfer biaya sebesar enam ratus ribu rupiah. Biaya ini resmi ya dan disetor tunai langsung ke rek kas negara. Setelah pembayaran lunas, udah. Selesai. Tinggal tukeran nomor hp deh sama penghulunya supaya hari H nanti bisa kontak-kontakan. Lagi-lagi, prosesnya cepat dan nggak pakai ribet.

Udah. Selesai. :))

Oh iya, kapan waktu yang tepat buat mulai ngelakuin step-step di atas? Kurang lebih enam minggu sebelum akad. Kenapa? Karena puskesmas biasanya baru mau ngelayanin tes kesehatan calon pengantin minimal sebulan sebelum akad. Nah, dua minggu sebelum ke puskes itu, kita amanin dulu aja tanggal nikahnya dengan daftar KUA via SIMKAH sambil nunggu step selanjutnya kelar lalu bisa langsung ke KUA.

Jadiii, kesimpulannya, kalau kita udah punya surat pengantar RT/RW, seluruh proses dari awal ke puskesmas sampai terakhir ke KUA cuma perlu waktu 2-3 hari. Ternyata gampang, cuy. Bisa diurus sendiri tanpa keluar biaya (pungli) sepeser pun. Selama ngejalanin prosesnya gue bener-bener happy (dan agak bingung, 'udah nih gini doang?' wk). Semua petugas helpful dan sistem onlinenya user friendly banget. Ya tapi ini di Jakarta Pusat. Semoga hal yang sama juga dirasain catin-catin di wilayah lain.

Pemberkasan udah beres, jadi bisa tenang deh siapin hal lain. Kalau semua udah kita siapin sebaik mungkin, sisanya tinggal berdoa dan pasrah. Apalagi di masa pandemi kayak sekarang yang hari esok sangat nggak bisa diprediksi ini wk. Fokus aja ngelakuin yang terbaik buat hal-hal yang bisa kita kontrol, yang di luar kontrol kita biar jadi urusan Allah. Bismillah, berusaha, dan jangan pusying-pusying, ges. :)


muka hepi semua serba satsetsatset


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Pesakitan

Tuan Menang Banyak