Dilamar!

Rabu, 29 Desember 2021

Hari ini kamu libur. Semalam sebelumnya kita bertanya-tanya mau pergi ke mana selagi kamu libur.

"besok ke mana ya?"

"ke puncak."

"iya ya? kamu udah lama ya nggak jalan-jalan."

"iya kan.. kita motoran aja terus makan indomie di warung," aku tiba-tiba antusias karena sepertinya kamu menyambut baik jawaban sekenanya aku tadi.

Seperti itu. Lalu tiba-tiba kita punya rencana ke puncak.

Pagi harinya. Pukul 05.00. Hujan.

"hujan nih, kayaknya nggak usah deh, takut repot di jalan," ujarku.

Satu jam kemudian,

"sisa gerimis aja nih, gas aja yuk, bismillah," chatmu aku baca sambil sedikit mengernyitkan dahi. Tumben, pikirku. Meski bingung, tentu aku iyakan dengan semangat.

Akhirnya kita berangkat ke puncak naik vespa.

Di perjalanan, kamu menyarankan tempat-tempat yang bisa kita kunjungi di sana.

"nggak mau, aku cuma mau makan mie di warung sambil liat pohon," jawabku nggak berubah sampai akhirnya kita mulai ribut perkara tempat tujuan karena kamu juga bersikeras nggak mau ke warung.

Singkat cerita, kita menemukan jalan tengah, yaitu tempat ngopi di daerah puncak yang ternyata punya view yang cocok untuk healing-healing tai kucing: Stuco. Kedai kopi sederhana dengan halaman hijau yang luas dan gunung yang bisa kita lihat dari bangku panjang tempat kita menyesap kopinya. Hanzay.



Aku meluruskan kaki di bangku panjang, kamu menaikkan kaki ke atas meja, kita bicara santai menikmati senyum satu sama lain.

Sampai akhirnya,

"emang kamu mau jadi istri aku?"

"eh? hahaha"

"malah ketawa hahaha. Kamu mau jadi istri aku?"

"hahahaha."

"yeh, jawab, jangan ketawa aja hahaha. Kamu mau jadi istri aku?"

"hahahaha apaan sih. Kamu ngelamar aku?"

"kalau aku ngelamar kamu, gimana? Hahaha aku kasih cincin deh," tiba-tiba kamu mengeluarkan kotak kecil berwarna merah dari dalam tas.

"hahahahahahaha," tawaku pecah. Kaget, senang, terharu, bingung semuanya cuma keluar lewat tawa. Akhirnya kita hanya saling tertawa selama beberapa detik pertama.

Kita merencanakan semua hal terkait pernikahan sama-sama. Bahkan cincin yang akan aku pakai di hari pertemuan keluarga beberapa minggu lagi itu pun, kita beli sama-sama. Apalagi aku hapal betul kamu bukan orang yang suka bikin kejutan. Jadi sama sekali tidak terbayang olehku akan ada hari mengejutkan seperti ini.

Ternyata ini alasan kamu setuju tiba-tiba aku ajak ke puncak.

Ternyata ini alasan kamu tetap mau berangkat meski habis hujan.

Ternyata ini alasan kamu ngotot nggak mau kalau cuma ke warung.




Terima kasih ya sudah bikin aku senyam-senyum sendiri sepanjang perjalanan pulang dari puncak ke rumah. Terima kasih sudah bikin aku tau bagaimana rasanya jadi perempuan yang dilamar langsung oleh laki-lakinya. Meski aku lagi selonjoran, meski kakimu lagi naik ke atas meja, meski semua dialog diucapkan dengan ketawa-ketiwi karena entah kenapa ternyata kita canggung dengan situasi seperti itu, tapi aku suka. Momen itu terasa sangat...kita. :)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Pesakitan

Cara Daftar Nikah 2022~

Tuan Menang Banyak